Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) tak berhenti menciptakan inovasi baru. Dalam peluncuran super app Bale, bank spesialis kredit perumahan ini memperkenalkan BTN digital store.
Adapun, digital store ini adalah sebuah konsep kantor cabang, tapi tanpa teller dan customer service (CS). Semua bentuk layanan nasabah dilakukan secara digital dengan mengimplementasikan teknologi AI.
Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu mengungkapkan bahwa saat ini BTN Digital Store ini sudah memiliki unit percontohan. Tahun ini, BTN akan melakukan duplikasi di berbagai daerah lain.
“Inilah kantor cabang tanpa teller dan CS. Teller dan CS nya kami upgrade kemampuannya agar bisa optimal dalam jualan produk lending, funding atau digital services,” kata Nixon L.P Napitupulu, belum lama ini.
Baca Juga: Kinerja Bank Besar Tumbuh Solid pada 2024, Cermati Rekomendasi Sahamnya
Ia menjelaskan, digital store merupakan rangkaian dari transformasi digital besar besaran di BTN yang dilakukan sejak tiga tahun terakhir. Menurut dia, transformasi tidak boleh berhenti pada penciptaan aplikasi super, juga mesti menyasar proses bisnis, layanan cabang dan paling penting perubahan mindset karyawan.
“Sekali kita terjun ke sini, tidak ada lagi jalan untuk mundur. Maka itu, tugas kami adalah memastikan adaptasi teknologi terus berkembang, terus meningkat kemampuannya,” kata Nixon.
Adaptasi teknologi untuk pelayanan nasabah, seperti penggunaan teknologi AI, menurut Nixon, memberikan banyak manfaat. Lebih dari sekadar menawarkan kemudahan, kecepatan dan kepraktisan untuk nasabah.
Bank juga menikmati efisiensi dan optimalisasi sumber daya manusia (SDM). Karena fungsi dasar layanan nasabah sudah di handle teknologi, manajemen bisa memberdayakan karyawan di bagian tersebut untuk meningkatkan sales di bisnis pendanaan dan pembiayaan.
Selain dapat meningkatkan penjualan, yang paling menarik, teknologi juga dapat membantu para analis kredit dalam melakukan manajemen risiko. Berkat sentuhan teknologi, proses credit scoring atau profiling calon debitur bisa dilakukan secara terukur.
“Teknologi itu bersifat netral dalam menilai objek. Tidak melibatkan emosi, tidak bergantung pada mood dan semua berbasis data. Teknologi akan membantu BTN dalam mencapai pertumbuhan kredit yang berkualitas,” katanya.
Baca Juga: Ini Target-target BTN Tahun 2025 Setelah Kinerjanya Kontraksi
Jika transformasi teknologi di BTN berjalan massif, lalu bagaimana nasib karyawan? Nixon memastikan perubahan ini berdampak minimal ke karyawan. Tidak akan ada PHK hanya karena perusahaan mengimplementasikan teknologi.
“Yang terjadi adalah karyawan di posisi teller dan CS akan kami upgrade skill nya, sehingga mereka bisa diperbantukan untuk memperkuat divisi marketing. Mereka bisa meningkatkan penjualan funding dan lending,” katanya.
Lagipula, kata Nixon, saat ini BTN masih berada dalam tahap ekspansi. Menurut estimasi, bank sekelas BTN perlu didukung oleh jaringan kantor cabang lebih dari 800 unit. Saat ini jumlahnya baru 700 sehingga pembukaan outlet baru akan tetap dilakukan, sejalan dengan rekrutmen karyawan.
“Kalaupun ada penutupan cabang, itu kami lakukan dalam rangka relokasi ke tempat lain yang lebih strategis,” katanya.
Mengenai belanja IT, BTN menganggarkan Rp 1 triliun per tahun yang akan dioptimalkan untuk tiga pilar. Yakni, upgrade aplikasi, upgrade system dan pengembangan digital store.
“Sebanyak 70% nasabah kami adalah milenial. Sudah sepatutnya kami meningkatkan nilai investasi untuk melayani segmen ini,” katanya.
Selanjutnya: Beda Aturan Soal Stafsus, Kepala Daerah Tak Boleh Angkat Stafus karena Efisiensi
Menarik Dibaca: IHSG Hari Ini Anjlok atau Melonjak? Cek di Aplikasi IDX Mobile Lewat HP
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News