kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.321.000   -16.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.675   65,00   0,39%
  • IDX 8.274   121,80   1,49%
  • KOMPAS100 1.150   20,83   1,85%
  • LQ45 828   21,81   2,70%
  • ISSI 292   3,80   1,32%
  • IDX30 433   11,22   2,66%
  • IDXHIDIV20 495   13,50   2,81%
  • IDX80 128   2,92   2,34%
  • IDXV30 137   2,82   2,10%
  • IDXQ30 138   3,59   2,67%

Tingkat melek asuransi minim, cuma 17%


Kamis, 07 Agustus 2014 / 18:17 WIB
Tingkat melek asuransi minim, cuma 17%
ILUSTRASI. Sebuah rudal yang diperlihatkan oleh Iran diluncurkan di sebuah lokasi yang tidak diketahui dalam foto yang diterima oleh Reuters, Kamis (20/8/2020). WANA (West Asia News Agency) via REUTERS


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pemahaman sebagian besar masyarakat Indonesia mengenai asuransi dinilai masih sangat rendah. Statistik laporan keuangan perasuransian yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan merilis, rasio antara premi bruto asuransi dibandingkan dengan produk domestik bruto hanya 2,16%. Rasio ini masih kalah jauh ketimbang negara-negara tetangga yang rata-rata di atas 5,5%.

Bahkan, indeks literasi keuangan dan indeks produk dan jasa perasuransian, berdasarkan hasil survey OJK menunjukkan, masyarakat yang melek terhadap asuransi hanya 17,84%. Alhasil, minat masyarakat memanfaatkan produk-produk asuransi yang tercermin dari indeks utilitas asuransi, yakni 11,81%.

Anton Lie, Ketua Komisi Pendidikan, Dewan Asuransi Indonesia mengatakan, indeks tersebut masih kalah jauh dibandingkan dengan industri perbankan yang menunjukkan tingkat literasi 21,89% dan utilitas 57,28%. “Karena masyarakatnya tidak benar-benar memahami apa itu asuransi,” ujarnya, Kamis (7/8).

Sebagai bukti, ia menjelaskan, di kalangan masyarakat mikro, kebanyakan masyarakatnya tidak sadar telah berasuransi saat mengajukan kredit ke perbankan, sementara di kalangan masyarakat menengah, kebanyakan masyarakatnya terpaksa berasuransi karena perasaan tidak enak menolak tenaga pemasar atau agen yang mereka kenal atau tengah mengajukan kredit pemilikan rumah.

Di kalangan masyarakat menengah ke atas, lain cerita lagi. Kelompok ini justru sadar berasuransi dan memanfaatkan asuransi untuk tujuan finansial, seperti ketika risiko terjadi, tidak akan mengganggu arus kas (cashflow) mereka. “Kelompok ini umumnya mengasuransikan jiwa, kesehatan sampai harta benda mereka,” terang Anton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×