Reporter: Ferry Saputra | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Tokio Marine Indonesia (Tokio Marine Indonesia) memproyeksikan pertumbuhan premi industri asuransi umum akan mencapai single digit pada akhir 2024. Proyeksi tersebut terbilang berbeda dengan yang disampaikan Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) yang mencapai 10%–15% pada akhir tahun ini.
Presiden Direktur Asuransi Tokio Marine Indonesia Sancoyo Setiabudi mengatakan proyeksi itu dilihat dari kinerja industri asuransi umum yang mengalami perlambatan selama beberapa kuartal terakhir.
Berdasarkan data AAUI, pertumbuhan premi asuransi umum per kuartal II-2024 tercatat sebesar 18,4% secara Year on Year (YoY). Adapun per kuartal III-2024 tercatat tumbuh sebesar 14,5% YoY.
Baca Juga: Tokio Marine Life Sebut Ada Pergeseran Penyumbang Premi dari Unitlink ke Endowment
"Hingga akhir tahun, kami memperkirakan industri asuransi umum tetap bertumbuh dengan angka positif, tetapi dalam kisaran single digit," ucapnya kepada Kontan, Rabu (4/12).
Sancoyo juga mengatakan proyeksi pertumbuhan single digit itu dipicu masih adanya sejumlah tantangan yang menerpa industri saat ini. Imbasnya, kinerja industri berpotensi terdampak.
Salah satu tantangannya, yakni adanya penerapan regulasi baru, seperti International Financial Reporting Standards (IFRS) 17, yang akan berlaku efektif pada 1 Januari 2025. Dia menyebut perubahan regulasi itu menuntut perusahaan harus lebih mendorong transparansi dan kesehatan industri.
Di sisi lain, tantangan itu memberikan peluang bagi industri untuk memperkuat tata kelola dan meningkatkan transparansi.
Selain itu, Sancoyo menerangkan generasi muda saat ini juga lebih menginginkan produk asuransi yang fleksibel, personal, dan dapat diakses secara digital. Hal itu juga bisa menjadi tantangan bagi industri asuransi umum.
Sebaliknya, dia bilang kondisi itu dapat mendorong industri asuransi untuk terus berinovasi, beradaptasi, dan meningkatkan investasi dalam teknologi guna memenuhi kebutuhan generasi muda.
"Kami melihat itu sebagai peluang untuk membangun produk yang lebih relevan dan meningkatkan pengalaman pelanggan secara keseluruhan," katanya.
Baca Juga: Asuransi Tokio Marine Catatkan Kinerja Positif pada Kanal Digital
Sancoyo juga menerangkan kondisi pasar yang makin kompetitif serta melemahnya daya beli masyarakat menjadi tantangan bagi industri. Hal itu cukup berpengaruh terhadap dunia usaha, termasuk asuransi umum.
Lebih lanjut, Sancoyo menyampaikan pendapatan premi Tokio Marine Indonesia hingga Oktober tercatat sebesar Rp 1,76 triliun. Nilai itu menurun 1%, dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
"Penurunan itu terutama dipengaruhi oleh lini bisnis kendaraan bermotor, sejalan dengan tren penurunan penjualan mobil," tuturnya.
Meskipun demikian, Sancoyo optimistis bahwa diversifikasi portofolio bisnis perusahaan akan mendorong peningkatan kinerja pada kuartal IV-2024.
Selanjutnya: Zwitsal & Alfamart Jaga Kesehatan Kulit 3.000 Bayi Indonesia lewat 4 Langkah AKSI
Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (5/12): Berawan hingga Diguyur Hujan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News