kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Transaksi terus tumbuh, dompet digital mulai kurangi promo


Rabu, 12 Februari 2020 / 14:03 WIB
Transaksi terus tumbuh, dompet digital mulai kurangi promo
ILUSTRASI. Pengunjung melintas di depan restoran makan cepat saji yang terpasang poster promosi diskon aplikasi fintech pembayaran.


Reporter: Annisa Fadila | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dompet digital yang memenuhi kebutuhan penggunanya kini mulai mengurangi promosi. Padahal, jika dilihat melalui survei yang dilakukan oleh Ipsos, sebanyak 68% dari kalangan millenial menggunakan dompet digital, minimal 1-2 kali dalam seminggu. Terlebih rata-rata nilai top up yang dilakukan mencapai Rp 140.663 di setiap minggunya.

Research Director Customer Experience Ipsos Indonesia Olivia Samosir mengatakan, tedapat empat pemain utama di industri dompet digital, yaitu GoPay, OVO, Dana juga LinkAja. GoPay memimpin pertumbuhan dompet digital yang menguasai lebih dari 50% dan paling banyak digunakan oleh generasi milenial maupun generasi Z. 

Baca Juga: Perluas layanan zakat digital, GoPay gandeng lembaga amil zakat

Setelah GoPay, kemudian disusul dengan OVO sebanyak 29%, Dana 9% serta LinkAja 4%.

“71% dari generasi muda termotivasi untuk menggunakan dompet digital pertama kalinya karena adanya promo. Tapi, seiring mereka terbiasa dengan kenyamanan yang ditawarkan dompet digital, loyalitas mereka gak lagi ditentukan oleh promo,” Kata Olivia dalam konferensi pers evolusi industri dompet digital, (12/2).

Lebih lanjut, ia mengatakan sebanyak 54% dari pengguna bersedia untuk tetap menggunakan GoPay meski tanpa adanya promo. Sisanya, sebanyak 29% akan tetap menggunakan OVO, 11% lain memilih DANA dan 6% lainnya memilih LinkAja.

“Kami juga menemukan loyalitas konsumen untuk tetap menggunakan dompet digital tanpa ada promo, itu juga tergantung pada kualitas layanan,” tambah Olivia.

Olivia juga menyebutkan berdasarkan hasil penelitian yang telah Ipsos lakukan, GoPay memiliki pengguna organik tertinggi, hal itu disebabkan konsumen menilai GoPay paling unggul dalam aspek keamanan, kepraktisan, inovasi, layanan pelanggan serta dapat diterima dimanapun.

“Dalam aspek keamanan, GoPay itu mempunyai persentase sebesar 76%, kemudian dari sisi kepraktisan 77%, inovasi 72%, lalu layanan pelanggan 73% dan dapat diterima dimana-mana itu 76%.” paparnya.

Melihat hasil penelitian yang dilakukan oleh Ipsos, Business Development Advisor Bursa Efek Indonesia Poltak Hotradero menjelaskan, ini merupakan saat yang tepat bagi penyelenggara dompet digital untuk beralih dari pola pikir grow at all cost ke pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. 

Menurutnya, praktek bakar uang memakan biaya yang tinggi.

Baca Juga: DANA catat 3 juta transaksi per hari pada tahun lalu

Managing Director GoPay Budi Gandasoebrata juga bilang, pada awalnya, promosi bukan menjadi strategi utama GoPay untuk mendapatkan konsumen. Oleh karenanya, GoPay selalu mengembangkan layanan berkualitas dan customer experience yang aman, mudah juga praktis.

"Kecermatan kami dalam mengkombinasikan dua strategi inilah yang membuat pengguna tetap menggunakan GoPay meski tanpa promo," jelas Budi di Jakarta (12/2).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×