Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak cukup dengan super apps yang dimiliki, bank-bank jumbo juga memperbesar bisnis melalui bank digital yang mereka miliki. Di mana, mayoritas Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) 4 memiliki bank digital.
Terbaru, PT Bank Hibank Indonesia milik PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) resmi meluncur sejak diakuisisi pada 2021 lalu. BNI menggunakan Hibank untuk memperbesar bisnis di sektor UMKM.
Direktur Utama Hibank Jenny Wiriyanto mengungkapkan bahwa saat ini kehadiran Hibank melengkapi bisnis UMKM yang selama ini belum terjangkau oleh BNI. Terlebih, untuk UMKM berbasis ekosistem.
Baca Juga: Sejumlah Bank Digital Beberkan Rencana Bisnis Bank untuk Tahun 2025
“Kita lebih fokus dengan fitur-fitur digital lending, dengan fokus ke supply chain seperti FMCG. Marketnya masih besar,” ujar Jenny.
Ia pun bilang saat ini sejatinya kredit UMKM juga masih bisa berkembang pesat. Meskipun, secara industri, pertumbuhan kredit UMKM hanya tumbuh 3% YoY.
Dalam hal ini, ia mencontohkan kredit UMKM di hibank bisa tumbuh 37% sepanjang 2024. Tahun ini ia bahkan menargetkan tumbuh hingga 40% YoY
“Apalagi kualitas kredit kita juga bagus, di bawah 0,7%,” ujarnya.
Sementara itu, ia berharap hibank bisa menjadi bank untuk transaksinya UMKM, bahkan juga menyasar untuk segmen yang lebih kecil dari usaha mikro.
Adapun, hingga 2024, laba Hibank tercatat naik menjadi Rp 132,4 miliar. Pada tahun sebelumnya, laba Hibank tercatat hanya sekitar Rp 130,2 miliar.
Baca Juga: Mengintip Perkembangan Modal Inti Bank-Bank Jumbo yang Meningkat di 2024
Sebelumnya, ada juga bank digital milik PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) yaitu PT Bank Raya Indonesia Tbk. Di mana, Bank Raya sudah memanfaatkan ekosistem induknya tersebut.
Direktur Keuangan Bank Raya Rustati Suri Pertiwi bilang sebagai digital attacker BRI Group, pihaknya tetap konsisten melakukan ekspansi dengan mengoptimalkan potensi sinergi di dalam ekosistem BRI Group.
Ambil contoh, produk Pinang Dana Talangan, yang merupakan pinjaman jangka pendek untuk mendukung transaksi para agen laku pandai, baik Agen BRILink maupun agen Pegadaian.
Sampai dengan September 2024, Bank Raya telah menyalurkan dana talangan kepada kurang lebih 36.000 Agen dengan total penyaluran sebesar Rp 11,88 Triliun, tumbuh 69% yoy dan outstanding Rp 580 miliar atau tumbuh 195% yoy.
Ia juga bilang kontribusi dari sinergi ekosistem BRI Group terhadap kinerja bisnis digital Bank Raya terus meningkat.
Dari total kredit digital yang tercatat sebesar Rp 1,8 triliun, maka kontribusi produk-produk kolaborasi dengan BRI Group terus meningkat dari sebelumnya 71% terhadap total kredit digital pada September 2023 menjadi 83% pada September 2024.
“Bank Raya masih melihat bahwa masih banyak peluang bisnis yang dapat diperoleh melalui sinergi dan optimalisasi bisnis BRI Group,” ujarnya.
Baca Juga: Meningkat di 2024, Cermati Perkembangan Modal Inti Bank-Bank Jumbo
Sebelumnya, Presiden Direktur PT Bank Central Asia (BCA), Jahja Setiatmadja yang menyebut persaingan bank digital sangat kompetitif. Ia memperkirakan akan ada bank-bank digital yang tidak bisa bertumbuh lagi bisnisnya.
Oleh karenanya, ia bilang dukungan ekosistem menurut Jahja penting untuk membangun perkembangan bisnis bank digital. Hal ini juga yang diberikan BCA Group kepada anak usahanya BCA Digital untuk membantu perkembangan bisnisnya.
Lebih lanjut Jahja menyebut, sejak sekitar 6 tahun lalu dari sekitar 15 bank digital yang ada di tanah air, bisa dihitung jari bank digital mana yang dapat diperhitungkan dan bertahan.
"Kami bersyukur, bank digital kami (BCA Digital) sudah bikin profit. Profitnya ada Rp 100 miliar. Nah ini lumayan besar bagi satu small company. Persaingannya keras banget, dan kita have to survive dari persaingan yang keras ini," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News