kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wah, kolaborasi bank dengan fintech kian semarak


Kamis, 12 Maret 2020 / 20:49 WIB
Wah, kolaborasi bank dengan fintech kian semarak
ILUSTRASI. Petugas teller melayanai nasabah di kantor cabang beraroma digital yang baru saja diperkenalkan di Mal Senayan City, Jakarta, Rabu (11/3). Perbankan dan perusahaan teknologi finansial alias fintech pendanaan bersama kini makin erat menjalin hubungan./pho


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Alih-alih berebut pasar pembiayaan, perbankan dan perusahaan teknologi finansial (fintech) pendanaan bersama kini makin erat menjalin hubungan. Fintech pendanaan bersama kini jadi salah satu opsi bagi bank menyalurkan kredit di tengah permintaan yang minim.

Sejumlah bank kini juga tercatat makin getol melakukan kerja sama penyaluran pembiayaan alias loan chaneling guna meningkatkan portofolio kredit di segmen UMKM. Paling anyar ada PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) yang menggelar kerja sama dengan PT Investree Radhika Jaya.

Baca Juga: Catat! BTN sebut ruang penurunan bunga KPR sangat terbuka

Dengan kemitraan ini, Bank Danamon akan menyediakan plafon kredit mulai dari Rp 200 juta hingga Rp 2 miliar kepada debitur Investree baik debitur baru maupun lama.

Wakil Direktur Bank Danamon Michellina Triwardhany bilang kemitraan ini sejatinya bakal memberikan nilai tambah bagi perseroan. Terutama dapat mendongkrak penyaluran kredit UMKM Bank Danamon yang tahun lalu tumbuh mini sebesar 1,1% (yoy) senilai Rp 31,55 triliun.

Chaneling ini punya segmen yang berbeda dengan kredit UMKM yang kami berikan selama ini dengan nilai plafon yang lebih kecil, karena biasanya plafon yang kami berikan maksimum hingga dari Rp 2 miliar hingga Rp 200 miliar. ini pasar yang berbeda dengan yang kami garap selama ini sehingga harapannya pertumbuhan kredit UMKM kami bisa meningkat,” katanya di Jakarta, Kamis (12/3).

Sayangnya, Michelina enggan menyebut target total penyaluran kredit via kemitraan ini. Sementara selain soal meningkatkan portofolio kredit, kerja sama ini diakui Michelina juga turut memperkuat mitigasi risiko, maklum segmen UMKM memang punya risiko penyaluran kredit yang cukup tinggi.

Baca Juga: BTN: Buyback saham bukan dalam bentuk treasury stock

Michelina bilang ada dua proses verifikasi untuk menyetujui pinjaman. Calon debitur pertama kali akan disaring oleh Investree, jika lolos Investree akan mengajukan rekomendasi kepada Bank Danamon. Kemudian Bank Danamon akan melakukan penyaringan kembali hingga akhirnya diputuskan untuk menerima atau menolak pinjaman.

Co-Founder sekaligus CEO Investree Adrian Gunadi menjelaskan di Investree pihaknya juga tidak sembarang mengajukan rekomendasi calon debitur. Sebab Investree juga memiliki segmen dan kriteria UMKM tertentu yang bisa mendapatkan pinjaman.

“Segmentasi kami khusus kepada UMKM yang berbadan hukum, baik CV, maupun PT. Segmennya juga cukup spesifik untuk menyasar UMKM berbasis supply chain sehingga produk pembiayaan yang kami sediakan juga seperti tagihan invoice, PO, SPK,” jelasnya dalam kesempatan serupa.

Selain dari kriteria calon debitur, sebagai perusahaan teknologi, Adrian juga mengaku turut memanfaatkan teknologi sebagai bekal mitigasi risiko. Investree misalnya membangun peringkat kredit calon debitur berbekal kecerdasan buatan, dan machine learning dari arus kas alih-alih dari aset.

Baca Juga: Bank sudah siapkan sistem untuk implementasikan QRIS berbasis CPM

Tahun lalu, Adrian bilang Investree telah berhasil menyalurkan pembiayaan hingga Rp 2,6 triliun. 35% dari nilai tersebut atau setara Rp 910 miliar berasal dari pemberi dana institusional yang terdiri dari empat bank, dan dua perusahaan pembiayaan.

Tercatat ada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS), PT Bank BRI Agroniaga Tbk (AGRO), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang sudah menggelar kerja sama serupa.

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari bilang mekanisme kemitraan ini memang jadi salah satu strategi menciptakan model bisnis anyar, sekaligus sebagai pemicu pertumbuhan terutama di segmen kredit mikro.

“Pada tahap awal, target kami bisa menyalurkan kredit mikro hingga Rp 200 miliar dengan skema chaneling seperti ini. Saat ini kami juga tengah menjajaki kolaborasi dengan beberapa platfrom pendanaan daring,” katanya kepada Kontan.co.id.

Baca Juga: Demi penuhi PSAK 71, BTN cuma bagikan dividen Rp 20,92 miliar

Bank terbesar di tanah air ini, bersama dua entitas anaknya tercatat mulai getol menggelar skema kemitraan ini sejak tahun lalu.

“Saat ini kami sudah menyalurkan kredit Rp 50 miliar dengan skema chaneling ini. Hingga akhir tahun kami targetkan nilainya bisa mencapai Rp 100 miliar, dan bisa menggandeng empat hingga lima platform lain,” kata Plt. Direktur Utama BRI Agro Ebeneser Girsang kepada Kontan.co.id.

Bank pelat merah lainnya yaitu Bank Mandiri juga lumayan getol menggelar skema penyaluran kredit ini. Perseroan juga tercatat telah menyediakan dana Rp 200 miliar kepada Investree untuk kerja sama yang digelar sejak akhir tahun lalu.

Sebelum bersama Investree, bank berlogo pita emas ini juga telah tercatat melakukan kemitraan serupa dengan PT Amartha Mikro Fintek (Amartha), dan PT Lunaria Annua Teknolgi (KoinWorks). Total nilai pendanaan kedua platform pendanaan daring tersebut mencapai Rp 250 miliar.

Baca Juga: Dorong kredit UMKM, Bank Danamon gandeng Investree

Tak cuma kepada fintech, Bank Mandiri sejak awal tahun juga melebarkan sayapnya merambah pasar daring untuk memberikan pendanaan kepada pelapak daring di Tokopedia, dan Bukalapak, Shopee.

Akhir Februari lalu, perseroan langsung teken kerjasama dengan 15 platform baik fintech, maupun pasar daring. Dengan semua kerja sama yang telah digelar, Bank Mandiri menargetkan bisa menyalurkan kredit hingga Rp 1 triliun.

Meski tergolong masih anyar, SVP Micro Development and Agent Banking Bank Mandiri Zedo Faldy bilang minat pelapak daring cukup menunjukkan antusiasme tinggi. Kepada Kontan.co.id belum lama ini, ia mengaku telah berhasil menyalurkan Rp 700 miliar kredit mikro kepada 7.000 debitur.

Segmen mikro memang jadi salah satu andalan perseroan mendongkrak penyaluran kreditnya. Tahun lalu, Bank Mandiri berhasil menyalurkan kredit mikro Rp 123 triliun dengan pertumbuhan 20,1% (yoy).

Baca Juga: Walau pembiayaan turun, WOM Finance masih catat pertumbuhan laba 21% di 2019

Tak cuma bank pelat merah, sejumlah bank swasta juga tercatat mulai menunjukkan minatnya menyalurkan kredit melalui pasar daring maupun fintech. Akhir tahun lalu, PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) misalnya juga merilis produk merchant loan yang menyasar para pelapak daring.

“Karena masih terbilang baru, merchant loan kami belum terlalu baik. Saat ini kami juga masih mengembangkan infrastruktur pendukung mulai dari teknologi hingga sumber daya manusianya. Sementara tahun ini penyaluran merchant loan kami targetkan mencapai Rp 200 miliar ” kata Direktur Bank Oke Efdinal Alamsyah kepada Kontan.co.id.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×