kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.919.000   11.000   0,58%
  • USD/IDR 16.358   57,00   0,35%
  • IDX 7.287   95,00   1,32%
  • KOMPAS100 1.038   11,82   1,15%
  • LQ45 788   8,41   1,08%
  • ISSI 242   4,64   1,96%
  • IDX30 408   5,59   1,39%
  • IDXHIDIV20 466   2,70   0,58%
  • IDX80 117   1,36   1,18%
  • IDXV30 118   0,01   0,01%
  • IDXQ30 130   1,58   1,23%

Walau banyak saingan, kartu uang elektronik masih bakal tumbuh


Minggu, 05 Januari 2020 / 18:03 WIB
Walau banyak saingan, kartu uang elektronik masih bakal tumbuh
ILUSTRASI. Nasabah bertransaksi menggunakan ATM Bank Mandiri di Jakarta, Jumat (14/6). BI mencatat pertumbuhan saldo uang elektronik yang diterbitkan bank naik 8,6% pada November 2019 menjadi Rp 2,6 triliun. KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

Sementara itu, VP E-channel PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Fajar Kusuma Nugraha menyebut sepanjang tahun 2019 lalu bisnis uang elektronik BNI yakni TapCash naik sebesar 6% secara yoy dengan total transaksi mencapai 55 juta.

Tentunya, untuk mendorong jumlah tersebut pihaknya akan memperbanyak kerjasama atau co-branding dengan beberapa bank swasta maupun bank daerah yang belum memiliki ijin uang elektronik. "Selanjutnya juga ada beberapa inovasi untuk bisnis TapCash dan turunannya yang akan dirilis," ujar Fajar.

Adapun, saat ini menurut catatan BNI sudah ada tiga bank yang menjalin co-branding dengan TapCash BNI. Tahun ini, setidaknya ada lima institusi lagi yang juga akan melakukan kerjasama serupa.

Baca Juga: Meski masih menantang, bankir ramal DPK tahun ini tumbuh lebih tinggi dari 2019

Senada dengan Bank Mandiri, dengan kehadirannya uang elektronik berbasis server tentunya bisa mempercepat penetrasi non tunai. "Setidaknya, tiga tahun ke depan masyarakat masih akan tetap menggunakan kartu (uang elektronik)," katanya. 

Namun, di masa mendatang tidak menutup kemungkinan akan ada inovasi yang lebih canggih dari pihak perbankan, tentunya seiring dengan peta biru gerakan non tunai dari Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Bertambahnya pemain uang elektronik membuat masyarakat terbiasa dan percaya. Apalagi jumlahnya sudah banyak, dan menjadi kebutuhan sehari-hari," sambung Fajar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×