kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Walau diterpa perlambatan ekonomi, likuiditas perbankan masih stabil


Minggu, 03 Mei 2020 / 15:53 WIB
Walau diterpa perlambatan ekonomi, likuiditas perbankan masih stabil
ILUSTRASI. Teller Bank Mandiri dengan mengenakan pakaian adat kebaya sedang melayani nasabah di salah satu kantor cabang di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (21/4). Kondisi ekonomi yang tertekan akibat penyebaran wabah virus corona rupanya tidak membuat pen


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

Sedikti berbeda, PT Bank Mayapada Tbk justru mengatakan LFR per kuartal I 2020 sangat longgar yakni di level 80%. Direktur Bank Mayapada Andreas Wiryanto memandang, dalam kondisi seperti sekarang kemungkinan besar LFR bakalan stabil.

Sebab, perseroan memang hanya mematok kredit tumbuh moderat dan sangat selektif lantaran risiko yang meningkat. Lagipula, dari sisi likuiditas untuk jangka pendek ini belum akan ada kendala. Menurutnya, Bank Indonesia (BI) telah menetapkan pelonggaran moneter melalui instrumen kuantitas antara lain dengan tidak memberlakukan kewajiban tambahan giro untuk pemenuhan LFR selama 1 tahun.

Baca Juga: Pemain baru, Startech Gadai Hastadharana kantongi izin usaha dari OJK

Melihat banyaknya stimulus yang diberikan oleh bank sentral, bank milik taipan ini optimis pendanaan masih akan aman. "Kami lebih fokus meningkatkan pendanaan ritel dan tetap menjaga biaya dana sesuai perkembangan pasar," ungkapnya.

Sekadar informasi saja, BI mencatat per Maret 2020 total dana pihak ketiga (DPK) perbankan telah menyentuh Rp 5.979,3 triliun. Kendati pada pertengahan Maret 2020 penerapan work from home (WFH) dan sekolah dari rumah diberlakukan, nyatanya DPK masih tumbuh 9,6% secara yoy. Pertumbuhan ini jauh lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya naik 9,6%.

Kalau dirinci, utamanya peningkatan ini disebabkan oleh dana giro yang melejit naik 23,5% yoy per Maret 2020 dan tabungan yang naik 10,2%. Sementara itu, dana mahal atau deposito justru tumbuh melambat dari 4,5% yoy per Februari 2020 menjadi 2,5% secara tahunan di bulan Maret 2020.

Baca Juga: Lakukan empat pelanggaran, OJK batasi kegiatan usaha Jakarta Inti Bersama

Di samping itu, data BI menunjukkan peningkatan DPK valas cukup signifikan per Maret 2020 sebanyak 17,1% yoy menjadi Rp 911,2 triliun. Jauh lebih tinggi dari bulan Februari 2020 yang hanya naik 7,1% secara yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×