kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Walau masih aman, BI cermati NPL di 4 sektor


Jumat, 12 September 2014 / 11:27 WIB
Walau masih aman, BI cermati NPL di 4 sektor
ILUSTRASI. Perusahaan pertambangan batubara PT Samindo Resources Tbk (MYOH)


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengaku sedang mencermati naiknya rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di empat sektor, yakni di konstruksi, pertambangan, perdagangan, dan jasa sosial.

Menurut Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah, walau begitu secara keseluruhan risiko kredit perbankan masih dalam batas aman, tercermin NPL pada level 2,24%. "Kami mencermati risiko kredit yang tinggi pada empat sektor," katanya, Jumat (12/9).

BI mencatat pada Juli 2014, NPL sektor konstruksi sebesar 4,43% atau naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 4,24%. Sedangkan pada sektor pertambangan NPL tercatat sebesar 3,09%, naik dari bulan sebelumnya 2,49%. Lalu sektor perdagangan mencatat NPL 3,06% dari 2,92%, dan jasa sosial 2,96% dari 2,48% pada bulan sebelumnya.

Selain rasio NPL, BI juga mengembangkan indikator yang didasarkan pada data historis untuk melihat potensi perpindahan kualitas kredit yang tergolong lancar, menjadi kurang lancar ataupun macet. Berdasarkan indikator tersebut dan perkembangan terkini, terdapat tiga sektor yang perlu diperhatikan yakni sektor konstruksi, pertambangan, dan perdagangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×