kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Wealth management belum terpapar penurunan bunga


Senin, 02 Oktober 2017 / 14:55 WIB
Wealth management belum terpapar penurunan bunga


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga acuan 7 days reverse repo rate (7DRR) sebanyak dua kali tahun ini.

Hal ini praktis membuat bank menyesuaikan dengan menurunkan bunga simpanan. Catatan BI menunjukan sampai Agustus 2017, bunga deposito perbankan sudah mengalami penurunan antara 16 basis poin (bps) sampai 42 bps sejak awal tahun.

Meski bunga deposito menurun, hal tersebut rupanya tidak berimbas langsung terhadap bisnis pengelolaan dana nasabah tajir perbankan atau Wealth Management (WM).

Kendati demikian, Senior Vice President Wealth Management Group Bank Mandiri Elina Wirjakusuma berpendapat memang ada perpindahan dana kelolaan dari semula ditempatkan pada deposito ke instrumen investasi.

Catatan saja, Bank Mandiri menyebut total dana kelolaan (fund under management/FUM) kini telah mencapai Rp 169 triliun. Dengan total jumlah nasabah tajir sebanyak 51.192 nasabah.

Jumlah tersebut tumbuh 14,9% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang masih sebesar Rp 147 triliun.

Jika dirinci, dari total dana kelolaan tersebut sebanyak 70% masih ditempatkan pada instrumen dana pihak ketiga (DPK) sementara 30% sisanya masuk ke produk investasi.

"Ada perpindahan, tapi tidak terlalu besar," ujarnya kepada KONTAN, Senin (2/10).

Lebih lanjut, Elina mengatakan pihaknya juga sudah menyiapkan sejumlah strategi untuk tetap mendorong bisnis wealth management perseroan ditengah tren penurunan suku bunga.

Beberapa diantaranya yakni dengan memperbanyak produk investasi yang bisa menjadi alternatif produk bagi nasabah deposan seperti pasar uang (money market), reksadana terproteksi serta Obligasi Ritel Indonesia (ORI).

Bahkan khusus untuk ORI, bank berlogo pita emas ini menarget penjualan mencapai Rp 2 triliun yang difokuskan kepada nasabah perseroan. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan pencapaian penjualan ORI sebelumnya sebesar Rp 1,76 triliun.

"Kami terus mengedukasi nasabah agar lebih mengerti risk and return dari produk investasi yang dipilih," ujarnya.

Meski ada potensi dana kelolaan di DPK akan menurun, Elina berpendapat pihaknya tidak terlalu khawatir selama dana kelolaan terus bertumbuh.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×