kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45932,69   4,34   0.47%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sampai Agustus, laba Pegadaian masih melempem


Senin, 22 September 2014 / 16:32 WIB
Sampai Agustus, laba Pegadaian masih melempem
ILUSTRASI. Kebiasaan Makan yang Wajib Dihindari Saat Berpuasa. dok/Family Doctor


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Niat PT Pegadaian (Persero) untuk merevisi target labanya di tahun ini bisa menjadi langkah tepat. Pasalnya, alih-alih tumbuh, laba perusahaan pembiayaan pelat merah ini malah terus turun. Padahal, sesuai dengan tren tahunan, Pegadaian biasa membukukan laba antara Rp 700 miliar hingga Rp 800 miliar dalam enam bulan pertama.

Namun, sampai 31 Agustus 2014, laba perseroan hanya tercatat sebesar Rp 870 miliar. Angka ini turun sekitar 6% ketimbang periode yang sama tahun lalu. “Ada dua hal yang menyeret turun laba perseroan. Pertama, dampak dari penurunan harga emas sejak tahun lalu yang menggerus pendapatan kami,” ujar Dwi Agus Pramudya, Direktur Keuangan Pegadaian, Senin (22/9).

Kedua, sambung dia, kenaikan beban dari biaya dana. Kenaikan biaya dana alias cost of fund mencapai 1,4%. Hal ini cukup membebani perseroan, mengingat skala bisnis pembiayaan emas perseroan sekitar Rp 34 triliun dalam setahun. Adapun, 85% pendanaan perseroan masih mengandalkan pinjaman bank, dan sisanya dari obligasi.

Suwhono, Direktur Utama Pegadaian menegaskan, pihaknya telah mengajukan revisi laba kepada pemegang saham. Awalnya, dalam Rencana Kinerja Anggaran Perusahaan (RKAP), Pegadaian menargetkan mengantongi laba sebesar Rp 2,2 triliun. Namun, melihat kondisi sekarang ini, manajemen hanya yakin bisa mengantongi laba sebesar Rp 1,5 triliun.

Sayang, Suwhono belum mau bercerita berapa koreksi yang dilakukannya terhadap target laba di tahun ini. “Kami sudah ajukan revisi target laba, yang pasti akan lebih rendah dari RKAP,” terang dia tanpa menyebut penurunan target laba.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×