Reporter: Ferry Saputra | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menilai prospek asuransi kesehatan masih menjanjikan dan berpotensi bertumbuh hingga akhir tahun ini.
Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu mengatakan faktor pendorong utamanya adalah inflasi medis yang tinggi dan lonjakan klaim kesehatan perorangan sebesar 25,5% pada semester I-2025.
"Ditambah, meningkatnya penggunaan layanan kesehatan privat dan inovasi medis," ungkapnya kepada Kontan, Selasa (25/11).
Untuk menjaga keberlanjutan dan mengoptimalkan pertumbuhan, Togar menerangkan industri asuransi jiwa perlu memperkuat tata kelola dan kendali risiko melalui Medical Advisory Board (MAB) atau Dewan Pengawas Medis (DPM), mengembangkan produk adaptif sesuai daya beli masyarakat, serta mendorong digitalisasi layanan klaim dan telemedicine.
Baca Juga: Strategi Jasindo Jaga Kinerja Bisnis pada Akhir Tahun 2025
"Selain itu, edukasi berkelanjutan juga penting agar masyarakat memahami mekanisme proteksi, termasuk co-payment," tuturnya.
AAJI percaya bahwa kombinasi antara inovasi, tata kelola yang kuat, dan literasi publik yang meningkat akan membuat lini asuransi kesehatan tetap tumbuh sehat, berkelanjutan, dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.
Sebagai informasi, data AAJI mencatat, klaim yang dibayar asuransi jiwa untuk kesehatan mencapai Rp 12,2 triliun pada semester I-2025. Nilainya meningkat 3,2% secara Year on Year (YoY).
Secara total, industri asuransi jiwa membukukan premi sebesar Rp 87,6 triliun pada semester I-2025, atau terkontraksi 1% secara YoY.
Baca Juga: AAUI: Peluang Reasuransi Tingkatkan Ekuitas Dengan Cara Organik Masih Terbuka
Selanjutnya: Kekayaan Larry Page Lampaui Larry Ellison, Jadi Orang Terkaya Nomor Dua di Dunia
Menarik Dibaca: Apakah Roti Gandum Bagus untuk Diet atau Tidak? Cari Tahu di Sini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













