Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran kredit bank-bank besar di Tanah Air terlihat mengalir deras pada kuartal I-2025. Sebagian bank besar menorehkan pertumbuhan kredit dobel digit.
Adapun Bank Indonesia (BI) melaporkan, kredit perbankan tetap tumbuh positif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan kredit pada Maret 2025 tercatat sebesar 9,16% secara tahunan (yoy), walaupun lebih rendah dari 10,30% yoy pada Februari 2025.
Pertumbuhan kredit investasi masih relatif tinggi yaitu 13,36% (yoy), sementara pertumbuhan kredit konsumsi dan kredit modal kerja masing-masing tercatat sebesar 9,32% yoy dan 6,51% yoy.
Baca Juga: BCA Salurkan Kredit Modal Kerja Rp 421,5 triliun pada Kuartal I-2025
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi bank yang paling ekspansif dalam menyalurkan kredit dengan pertumbuhan penyaluran hingga 16,50% yoy mencapai Rp 1.672 triliun pada kuartal I-2025.
Penyaluran kredit ditopang oleh kredit korporasi yang tumbuh sebesar 20% yoy menjadi Rp 608 triliun. Selain itu, kredit commercial tumbuh 21,4% yoy atau sebesar Rp 296 triliun.
Di sisi lain, kredit kepada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) secara tahunan naik sebesar Rp 11 triliun menjadi Rp 136 triliun.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, perseroan tetap dengan optimistis tone dalam penyaluran kredit, melihat adanya peluang untuk terus tumbuh.
"Tentunya bank mengedepankan pertumbuhan yang berlandaskan prinsip kehati-hatian, dengan fokus penyaluran pada sektor-sektor yang menurut Bank Mandiri masuk ke dalam kelompok hijau dan kuning, artinya memang masih cukup menarik dan moderat, prospektif dan resilient," ungkap Darmawan saat paparan kinerja perseroan beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Naik 99,56%, J Trust Bank Bukukan Laba Bersih Rp 87,83 miliar di Kuartal I 2025
Menurutnya, strategi ini memungkinkan bank menjaga kualitas aset secara sustain di tengah volatilitas pasar. Di saat yang sama, Bank Mandiri terus memperkuat manajemen risiko dan memperdalam penggunaan inovasi digital untuk mendukung penyaluran kredit yang lebih efektif dan berkelanjutan.
Bank Mandiri pun optimistis tetap mempertahankan kinerja yang baik ini dengan kredit tetap solid sesuai dengan guidance di kisaran 10%-12% yoy di tahun ini. Dikontribusikan baik dari segmen wholesale dan retail untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan secara khusus kredit korporasi.
Di jajaran kedua ada PT Bank Central Asia (BBCA) yang mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 12,6% yoy mencapai Rp 941 triliun per Maret 2025.
Pertumbuhan pembiayaan BCA ditopang kredit korporasi yang naik 13,9% yoy menjadi Rp 443,4 triliun. Kredit komersial tumbuh 9,9% yoy mencapai Rp 137,4 triliun. Penyaluran kredit UKM tumbuh 12,9% hingga Rp 124,5 triliun.
Selain itu, kredit konsumer naik 11,3% yoy menjadi Rp 225,7 triliun, ditopang KPR BCA yang tumbuh 10,5% yoy hingga Rp 135,3 triliun, kredit kendaraan bermotor (KKB) tumbuh 12,3% yoy menjadi Rp 67,1 triliun, serta outstanding pinjaman konsumer lainnya (sebagian besar kartu kredit) meningkat 13,9% yoy hingga Rp23,3 triliun.
Baca Juga: Kredit Perbankan ke Sektor Hijau Tetap Mengalir pada Kuartal I Tahun 2025
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, di samping pertumbuhan secara yoy, BCA juga melihat pertumbuhan kredit secara year to date atau secara satu kuartal. Hingga akhir tahun BCA juga menargetkan pertumbuhan kredit di kisaran 6%-8%.
"Nah, kita bandingkan antara Desember sampai dengan Maret ya, satu kuartalnya, itu growthnya 2,1%. Jadi tidak mengubah arahan credit growth kita, masih di sekitar 6%-8%, karena apa? Karena kuartal ke satu itu 2,1%. Kalau di annualize 4 kali, ya nggak jauh-jauh dari 8%. Jadi masih tetap pada guidance yang kita sampaikan, tidak berubah," jelasnya.
Selanjutnya PT Bank Negara Indonesia (BBNI) mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 10,1% mencapai Rp 765,47 triliun pada kuartal I-2025.
Secara keseluruhan, komposisi kredit BNI didominasi segmen korporasi sebanyak 56,6% dari total pembiayaan mencapai Rp 433,4 triliun, disusul oleh segmen konsumer 18,9% atau dengan nominal mencapai Rp 144,9 triliun, kredit segmen menengah dan kecil masing-masing 12,6% dan 9,6%.
Adapun PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp 1.373,66 triliun atau tumbuh 4,97% yoy. Penyaluran kredit BRI tersebut masih didominasi oleh segmen UMKM dengan porsi mencapai 81,97% dari total kredit BRI, atau dengan nominal sebesar Rp 1.126,02 triliun.
Direktur Utama BRI Hery Gunardi menyatakan, BRI akan mengejar pertumbuhan berkelanjutan dengan tak hanya fokus menggarap segmen UMKM yang selama ini menjadi bisnis inti, tetapi juga akan mulai memperkuat bisnis konsumer seperti KPR dan kredit multiguna.
Baca Juga: Transaksi Kartu Kredit BNI Tumbuh 5% pada Kuartal I-2025
BRI juga disebut punya Pegadaian yang bisa disinergikan dengan layanan bullion.
"Kami optimis dapat mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan yang berkelanjutan dengan mengedepankan prinsip-prinsip prudential banking dan risk management yang baik di tengah dinamika kondisi perekonomian global," kata Hery.
Pada tahun ini BRI membidik pertumbuhan kredit sebesar 7% hingga 9%.
Sementara itu Penyaluran kredit dan pembiayaan PT Bank Tabungan Negara (BBTN) mencapai Rp 363,11 triliun hingga kuartal I-2025, ditopang oleh meningkatnya permintaan kredit di sektor perumahan.
Penyaluran kredit dan pembiayaan tersebut naik 5,5% yoy dibandingkan kuartal I-2024 yang sebesar Rp344,24 triliun.
Penyaluran kredit dan pembiayaan BTN pada kuartal I-2025 terutama didorong oleh bisnis kredit pemilikan rumah (KPR) baik Subsidi maupun Non-Subsidi.
Baca Juga: Lowongan Kerja Terbaru BUMN Bank BRI Desember 2024, Cek Syarat Daftarnya
Penyaluran KPR Subsidi BTN mencapai Rp179,70 triliun, naik 7,6% yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara KPR Non-Subsidi BTN bertumbuh 8,1% yoy menjadi Rp106,80 triliun pada kuartal I-2025.
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, BTN optimistis dengan potensi pertumbuhan kredit pada tahun 2025 seiring dengan upaya pemerintah menggerakkan perekonomian dan mengurangi backlog perumahan dengan menyiapkan hunian layak dan terjangkau untuk masyarakat dari berbagai profesi, yakni di antaranya Aparatur Sipil Negara (ASN), buruh, tenaga kesehatan, guru, wartawan, petugas Palang Merah Indonesia, dan personil Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian serta tenaga kerja informal lainnya.
Selain itu, potensi peningkatan penyaluran kredit juga akan dipicu oleh inisiatif kemitraan strategis BTN dengan investor asal Qatar yakni AlQilaa International Group untuk pembangunan satu juta unit hunian di Indonesia, dengan tahap awal yakni 100.000 unit hunian.
Selanjutnya: Link Live Streaming Brentford vs Man United di Liga Inggris Pukul 20.00 WIB
Menarik Dibaca: 10 Jus Buah untuk Penderita Asam Lambung yang Aman Dikonsumsi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News