kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.471.000   2.000   0,14%
  • USD/IDR 15.490   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.496   -47,74   -0,63%
  • KOMPAS100 1.161   -10,37   -0,89%
  • LQ45 930   -7,66   -0,82%
  • ISSI 225   -1,75   -0,77%
  • IDX30 479   -4,07   -0,84%
  • IDXHIDIV20 576   -4,59   -0,79%
  • IDX80 132   -1,10   -0,82%
  • IDXV30 142   -0,97   -0,68%
  • IDXQ30 160   -1,14   -0,70%

AFPI: Permintaan Pembiayaan UMKM Masih Terpusat di Jawa dan Bali


Jumat, 14 Juli 2023 / 14:34 WIB
AFPI: Permintaan Pembiayaan UMKM Masih Terpusat di Jawa dan Bali
ILUSTRASI. Permintaan pembiayaan dari sektor UMKM masih terpusat di Jawa dan Bali. KONTAN/Muradi


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menyampaikan permintaan pembiayaan dari sektor UMKM masih terpusat di Jawa dan Bali. Sebaliknya, wilayah Indonesia Timur masih belum maksimal tersentuh padahal memiliki potensi yang cukup besar.

Ketua Bidang Humas AFPI sekaligus CEO & Founder Amartha Andi Taufan Garuda Putra mengatakan riset AFPI dan Erns & Young (EY) mengidentifikasi permintaan pembiayaan UMKM masih terpusat di Jawa dan Bali, yakni 62%, dari total pembiayaan UMKM di Indonesia pada 2022.

"Angka tersebut akan menjadi 61% pada 2026," ucap Andi di kawasan Senayan, Jumat (14/7).

Andi menerangkan pada 2022, total supply pembiayaan UMKM mencapai Rp 1,4 triliun dan akan terus meningkat menjadi Rp 1,9 triliun pada 2026. 

Baca Juga: Makin Ditinggalkan, Pendanaan Fintech Global Turun Hampir 50% di Semester 1-2023

Sementara itu, Andi Taufan menambahkan segmen dengan pertumbuhan tertinggi terdapat di Indonesia Timur dengan skala Ultra Mikro dan Mikro yang memiliki laju pertumbuhan CAGR 23,1% antara 2022-2026.

Dia mengatakan permintaan pembiayaan dari Indonesia Timur diperkirakan mencapai Rp 250 triliun pada 2026, yang mana 24% atau sekitar Rp 60 triliun berasal dari kelompok bisnis prospektif. 

"Namun, sampai saat ini akses pendanaan masih terbatas di daerah tersebut, sedangkan untuk usaha skala besar yang masih belum matang atau segmen bisnis konvensional bertahan masih mendominasi permintaan pembiayaan di Kalimantan," katanya.

Di sisi lain, Deputi Komisioner Pengawas Lembaga Pembiayaan dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bambang Budiawan mengungkapkan, UMKM menjadi sektor yang penting untuk terus didukung oleh industri fintech. 

Baca Juga: Tren Kecerdasan Buatan Menopang Minat Investor Terhadap Fintech Global

Hal itu mengingat UMKM terus bertindak sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia berkat kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sekitar 62% dan penyerapan tenaga kerja mencapai 97% di Indonesia. 

Dia tak memungkiri jumlah UMKM yang terus berkembang setiap tahun, tentu masih menghadapi sejumlah kendala, termasuk dalam mendapatkan akses ke fasilitas pembiayaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×