kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.396.000   29.000   1,23%
  • USD/IDR 16.745   14,00   0,08%
  • IDX 8.372   -16,57   -0,20%
  • KOMPAS100 1.158   -4,75   -0,41%
  • LQ45 841   -5,56   -0,66%
  • ISSI 292   0,59   0,20%
  • IDX30 441   -4,86   -1,09%
  • IDXHIDIV20 507   -6,07   -1,18%
  • IDX80 130   -0,51   -0,39%
  • IDXV30 137   -1,14   -0,82%
  • IDXQ30 140   -1,36   -0,96%

Harga Emas Melesat, Pembiayaan Emas di Bank Syariah Ikut Berkilau


Kamis, 13 November 2025 / 18:43 WIB
Harga Emas Melesat, Pembiayaan Emas di Bank Syariah Ikut Berkilau
ILUSTRASI. Petugas menunjukkan emas BSI di Gedung BSI Tower, Jakarta, Selasa (15/4/2025). Bisnis emas PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) terus menunjukkan kinerja yang positif usai menjadi satu-satunya bank yang mendapat izin menjalankan bulion bank services atau bank emas di Indonesia pada Februari 2025 kemarin. Kondisi ini terlihat dari melonjak angka pembelian emas BSI hingga 31 Maret 2025 lalu yang sudah tumbuh hingga 357% atau naik 174,84 kg secara year on year (YoY). Di mana pada Semester pertama 2024 total penjualan emas BSI masih berkisar 48,92 kg, sedangkan pada semester pertama tahun ini sudah mencapai total 223,76 kg. Kondisi ini juga berlaku untuk saldo emas BSI per 31 Maret 2025 yang naik hingga 118% atau bertambah 335.97 kg, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Jika dihitung secara nominal rupiah, jumlah saldo emas BSI ini tercatat naik hingga 237%. Tribunnews/Jeprima


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring harga emas yang terus menanjak, sejumlah bank syariah ikut menikmati berkah melalui pertumbuhan pembiayaan emas yang signifikan.

Berdasarkan data dari situs resmi logammulia.com, harga emas per 13 November 2025 dibanderol Rp 2.396.000 per gram, naik Rp 29.000 dibandingkan perdagangan sebelumnya.

Harga ini menjadi yang tertinggi sejak 21 Oktober 2025, memperpanjang tren positif dengan kenaikan total Rp 136.000 dalam sepekan terakhir.

Baca Juga: Saham Big Banks Tertekan pada Perdagangan Kamis (13/11)

Direktur PT Bank BCA Syariah Pranata menyampaikan bahwa hingga Oktober 2025, produk Pembiayaan Emas iB BCA Syariah tumbuh 223,5% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 475,9 miliar.

Alhamdulillah, tren pembiayaan emas terus tumbuh menggembirakan di tengah meningkatnya minat masyarakat untuk memiliki emas,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (12/11/2025).

Pertumbuhan signifikan ini turut meningkatkan kontribusi segmen emas terhadap total pembiayaan konsumer BCA Syariah naik dari 11,1% pada Oktober 2024 menjadi 23,5% pada Oktober 2025.

Dari sisi profil nasabah, generasi milenial mendominasi pengguna produk ini dengan porsi mencapai 41,7% dari total nasabah.

Baca Juga: OJK Terus Lakukan Pengawasan Ketat Terkait Proses Likuidasi Investree

Hingga Oktober 2025, jumlah rekening pembiayaan Emas iB telah mencapai sekitar 14.000 rekening.

Untuk mendorong pertumbuhan, BCA Syariah terus memperluas akses dan inovasi layanan, termasuk pengajuan pembiayaan melalui aplikasi BSya by BCA Syariah, serta partisipasi aktif dalam berbagai expo dan kegiatan literasi keuangan.

“Melalui pengembangan pembiayaan emas dan segmen konsumer lainnya, BCA Syariah menargetkan kontribusi pembiayaan konsumer mencapai 20% dari total pembiayaan bank,” tambah Pranata.

BSI Catat Lonjakan Nasabah dan Penjualan Emas Digital

Sementara itu, layanan Bullion milik PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) juga mencatat pertumbuhan yang impresif.

Hingga 30 September 2025, jumlah nasabah rekening emas menembus 200.238 nasabah, naik 94,98% secara year-to-date (YTD).

Baca Juga: Dana Nyangkut Rp 800 Miliar, Paguyuban Lender Dana Syariah Indonesia Tuntut Ini

Penjualan emas melalui aplikasi BYOND by BSI mencapai 1,06 ton, menghasilkan fee based income sekitar Rp 70 miliar (YTD).

Total saldo kelolaan emas tumbuh 159,78% (YTD) menjadi 1,15 ton atau setara Rp 2,55 triliun.

“Alhamdulillah, jumlah nasabah emas BSI kini lebih dari 200 ribu orang, hampir dua kali lipat dalam enam bulan terakhir. Ini menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap BSI semakin tinggi,” ujar Wakil Direktur Utama BSI Bob Tyasika Ananta.

BSI menargetkan dalam dua tahun ke depan, bisnis digital emas akan memiliki fondasi yang semakin kuat dengan fokus pada penguatan infrastruktur, sistem, dan SDM, untuk menjadikan Bullion BSI sebagai platform emas syariah terdepan di Indonesia.

Baca Juga: Askrindo Kantongi Laba Rp 687,4 Miliar Hingga Triwulan III-2025

CIMB Niaga Syariah Andalkan Gold Xtra untuk Dorong Pembiayaan

Pertumbuhan serupa juga dirasakan oleh PT Bank CIMB Niaga Tbk Unit Usaha Syariah (CIMB Niaga Syariah).

Hingga September 2025, bisnis emas perseroan tumbuh sekitar 25% secara tahunan (YoY).

“Pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan harga emas yang membuat permintaan terhadap emas semakin tinggi,” ujar Direktur Syariah Bank CIMB Niaga Pandji P. Djajanegara.

Produk Gold Xtra menjadi kontributor utama pertumbuhan tersebut, dengan mayoritas nasabah ritel menggunakan fasilitas ini untuk pembiayaan cicilan emas, bukan pembelian tunai.

CIMB Niaga Syariah menargetkan nilai pembiayaan emas mencapai Rp 1,2 triliun pada 2025, dengan strategi memperluas penjualan melalui jaringan cabang syariah (KCS), cabang konvensional (OC), serta kanal mobile sales dan telesales.

Baca Juga: Bank CIMB Niaga Catatkan Perbaikan Rasio Kredit Macet UMKM di Kuartal III-2025

Perseroan juga mengandalkan program cashback, bundling produk, dan cross selling, serta memperkuat akuisisi digital lewat Digital Online Form dan kemitraan dengan berbagai komunitas.

“Dengan kombinasi strategi cabang, digital, dan kemitraan, kami optimistis bisnis emas akan terus tumbuh dan menjadi salah satu pilar utama pembiayaan konsumer CIMB Niaga Syariah,” pungkas Pandji.

Selanjutnya: Mengetahui Urutan Planet di Tata Surya dari yang Terbesar, Bumi ke Berapa?

Menarik Dibaca: Promo The Body Shop Diskon s/d 70% Segera Berakhir, Berlaku sampai 15 November 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×