kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.927.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.339   37,00   0,23%
  • IDX 7.396   84,30   1,15%
  • KOMPAS100 1.043   6,59   0,64%
  • LQ45 788   2,84   0,36%
  • ISSI 247   4,56   1,88%
  • IDX30 408   1,49   0,37%
  • IDXHIDIV20 466   1,05   0,23%
  • IDX80 118   0,88   0,76%
  • IDXV30 119   0,42   0,35%
  • IDXQ30 130   0,07   0,05%

Agar Target Investasi BPJS Ketenagakerjaan Tercapai, Ini yang Perlu Diperhatikan


Senin, 21 Juli 2025 / 10:52 WIB
Agar Target Investasi BPJS Ketenagakerjaan Tercapai, Ini yang Perlu Diperhatikan
ILUSTRASI. BPJS Watch berpendapat ada dua hal yang perlu dilakukan agar BPJS Ketenagakerjaan bisa mencapai target investasi yang telah dicanangkan. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan atau BP Jamsostek mencatatkan hasil investasi sebesar Rp 29,6 triliun per Juni 2025. Nilai itu mencakup 48,33% dari total target hasil investasi BPJS Ketenagakerjaan pada 2025 yang sebesar Rp 61,24 triliun.

Koordinator Advokasi BPJS Watch Timboel Siregar berpendapat ada dua hal yang perlu dilakukan agar BPJS Ketenagakerjaan bisa mencapai target investasi yang telah dicanangkan. 

Pertama, Timboel mengatakan BPJS Ketenagakerjaan harus berani untuk mengambil risiko menaikkan porsi alokasi investasi di instrumen saham dan reksadana. Hal itu karena kedua instrumen tersebut berpotensi memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan instrumen lainnya

"Sebenarnya kami terus mendorong portofolio saham dan reksadana itu ditambah. Seharusnya direksi BPJS Ketenagakerjaan berani mengalokasikan ke saham dan reksadana, karena keduanya memang yang paling tinggi memberikan return," katanya kepada Kontan, Minggu (20/7).

Baca Juga: Hasil Investasi BPJS Ketenagakerjaan Mencapai Rp 29,6 Triliun per Juni 2025

Walaupun terdapat risiko, Timboel mengatakan selama ini penempatan investasi BPJS Ketenagakerjaan di saham juga terhitung baik karena ditaruh di saham LQ45. Menurutnya, saham-saham di LQ45 cukup tahan dengan volatilitas yang terjadi. 

Dia juga mempercayai bahwa kinerja di pasar saham perlahan akan membaik, meski sempat tertekan pada semester I-2025 karena adanya berbagai faktor, seperti isu geopolitik kebijakan tarif dagang Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Lebih lanjut, Timboel menyoroti bahwa selama ini portofolio BPJS Ketenagakerjaan terbesar ditempatkan di obligasi dan deposito. Menurutnya, dengan menurunnya suku bunga Bank Indonesia (BI) menjadi sebesar 5,25% dapat menurunkan juga imbal hasil yang didapatkan di obligasi dan deposito, sehingga akan berdampak juga terhadap hasil investasi BPJS Ketenagakerjaan ke depannya.

"Oleh karena itu, peningkatan alokasi di saham LQ45, termasuk perbankan, perlu juga. Hanya tinggal melihat direksi berani atau tidak," ucapnya.

Kedua, Timboel mengatakan pemerintah perlu merealisasikan aturan turunan dari Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK) mengenai penempatan investasi BPJS Ketenagakerjaan di luar negeri.

Dia bilang hal itu dirasa perlu agar BPJS Ketenagakerjaan bisa berinvestasi di luar negeri untuk mendapatkan hasil investasi yang lebih tinggi.

Baca Juga: Dana Kelolaan BPJS Ketenagakerjaan Mencapai Rp 837,26 Triliun per Juni 2025

"Saya mendorong BPJS Ketenagakerjaan diberikan akses untuk investasi di pasar modal luar negeri. Hal itu karena kalau hanya di dalam negeri, termasuk LQ45, pasar sudah mulai jenuh. Namun, saham-saham luar negeri banyak yang baik dalam hal memberikan potensi imbal hasil yang lebih besar," tuturnya.

Namun, Timboel menekankan pengelolaan investasi juga perlu dilakukan dengan prinsip kehati-hatian apabila dapat menempatkan investasi di luar negeri. Artinya, BPJS Ketenagakerjaan sebaiknya menempatkan di saham luar negeri yang memiliki fundamental baik.

"Jadi, saham-saham unggulan yang di luar negeri fokus utamanya, bukan yang saham biasa-biasa saja. Dengan demikian, bisa mendapatkan imbal hasil yang besar juga," kata Timboel. 

Melihat kondisi saat ini dan beberapa tantangan yang menghadang pada semester II-2025, Timboel memperkirakan hasil investasi BPJS Ketenagakerjaan kemungkinan bisa mencapai angka Rp 58 triliun - Rp 59 triliun hingga akhir tahun ini. 

Meskipun demikian, Timboel tetap berharap target yang telah dicanangkan pada 2025 bisa tercapai. Hanya saja, dia bilang perlu keberanian dan upaya lebih dalam mengelola investasi dari direksi BPJS Ketenagakerjaan untuk mencapai target hasil investasi pada 2025. 

Selanjutnya: Venus Williams Comeback, Ambil Bagian pada Turnamen Washington Open

Menarik Dibaca: Gerakan Warkop RAWvolution dari Jalin Foundation Jadi Inisiasi Ruang Ekspresi Remaja

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×