Reporter: Dina Farisah | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. PT Andalan Finance Indonesia (AFI) menerima kucuran dana segar dari enam bank senilai total Rp 980 miliar. Pendanaan ini menyokong 72% total target pembiayaan Andalan hingga akhir tahun ini.
Enam bank yang menandatangani memorandum of understanding (MoU) kredit sindikasi tersebut adalah Permata Bank, BII, Bank Jateng, Bank BPD DIY, Bank BJB dan Bank SBI Indonesia. MoU ditandatangani pada Rabu (8/7). Komposisi kredit sindikasi tersebut Bank Permata Rp 300 miliar, BII sebesar Rp 200 miliar, Bank Jateng sebesar Rp 200 miliar, Bank BPD DIY sebesar Rp 100 miliar. Adapula Bank BJB sebesar Rp 100 miliar dan Bank SBI Indonesia sebesar Rp 80 miliar.
Direktur Utama PT Andalan Finance, Sebastianus H Budi mengatakan, dengan pendanaan baru maka pihaknya kian mendekati target pembiayaan perusahaan sebesar Rp 3,7 triliun hingga akhir tahun. Tambahan dana segar ini menjadikan posisi pendanaan Andalan menjadi Rp 2,6 triliun per Juni 2015. Adapun sisa pendanaan masih akan diperoleh dari pinjaman perbankan dan join financing dengan Toyota Astra Financial Services.
"Hingga kini, porsi pendanaan kami 100% dari perbankan. Kami akan lihat situasi terlebih dulu untuk masuk ke pasar modal. Kalau tahun depan ekonomi kondusif, mungkin akan kita jajaki," terang Sebastianus usai penandatanganan MoU, Rabu (8/7).
Adapun pendanaan tersebut akan digunakan Andalan untuk menyalurkan pembiayaan kendaraan roda empat. Saat ini, komposisi pembiayaan Andalan berupa 74% pembiayaan mobil bekas. Sisanya sebesar 26% berupa pembiayaan mobil baru. Komposisi ini akan terus dipertahankan hingga akhir tahun. Pihaknya melihat tren ke depan, pertumbuhan pembiayaan mobil bekas akan lebih pesat ketimbang mobil baru.
Sepanjang semester I-2015, penyaluran pembiayaan Andalan mencapai Rp 1,7 triliun. Angka ini lebih rendah dari ekspektasi semula sebesar Rp 1,9 triliun. Penurunan ini merupakan imbas dari upaya Andalan menahan pertumbuhan pada semester I-2015. Untuk diketahui, pertumbuhan Andalan per kuartal I-2015 telah mencapai 41%. Perusahaan menilai pertumbuhan ini terlalu cepat. Padahal, Sebastianus menargetkan pertumbuhan akhir tahun sebesar 30%.
"Karena kuartal I-2015 kita sudah tumbuh 41% maka kita lakukan penyesuain bunga pada kuartal II-2015. Alhasil, pertumbuhan kita per semester I-2015 sebesar 24%," ungkap Sebastianus.
Frans F R, Managing Director PT Andalan Finance Indonesia menuturkan, pihaknya ingin mempertahankan pertumbuhan di level 30% hingga akhir tahun. Pertumbuhan 30% ini di harapkan stabil setiap tahunnya selama lima hingga enam tahun mendatang. Selain mempertahankan pertumbuhan, Andalan juga berharap dapat mempertahankan posisi kredit macet atau non performing financing (NPF).
Per Juni 2015, posisi NPF berada di level 1,8%. Angka ini sedikit menurun dibandingkan NPF akhir Mei di level 1,9%. Hingga akhir tahun, Frans berharap dapat menurunkan angka NPF menjadi 1%. Adapun strateginya adalah dengan melakukan seleksi lebih ketat sejak awal pertama kali survey. Andalan juga menggunakan survey independen serta menggunakan satelit agar pengambilan keputusan dapat dilakukan lebih cepat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News