kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.946.000   19.000   0,99%
  • USD/IDR 16.330   14,00   0,09%
  • IDX 7.345   -53,46   -0,72%
  • KOMPAS100 1.030   -14,36   -1,37%
  • LQ45 782   -6,67   -0,85%
  • ISSI 245   -3,19   -1,29%
  • IDX30 405   -3,55   -0,87%
  • IDXHIDIV20 467   0,58   0,12%
  • IDX80 116   -1,36   -1,15%
  • IDXV30 118   -0,58   -0,49%
  • IDXQ30 130   -0,02   -0,02%

Antisipasi Risiko, Bank Perketat Standar Penyaluran Kredit


Selasa, 22 Juli 2025 / 11:14 WIB
Antisipasi Risiko, Bank Perketat Standar Penyaluran Kredit
ILUSTRASI. Bank tampaknya mengantisipasi potensi peningkatan risiko kredit akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi. (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran kredit perbankan tumbuh melandai, sebesar 7,77% secara tahunan alias year-on-year (yoy) pada Juni 2025. Kondisi ini terjadi diperkirakan lantaran banyak bank yang mengantisipasi potensi peningkatan risiko kredit macet.

Pertumbuhan penyaluran kredit Juni ini melambat dari pertumbuhan Mei 2025 yang sebesar 8,43% (yoy). Bank Indonesia (BI) mencatat, salah satu penyebab melambatnya pertumbuhan kredi perbankan adalah lantaran bank tengah meningkatkan standar penyaluran kredit (lending standard).

Sebelumnya, berdasarkan survei Bank Indonesia pada April 2025, perbankan memperkirakan standar penyaluran kredit (lending standard) justru akan semakin longgar di kuartal II-2025. Namun, realisasinya kini justru mengalami pengetatan.

Baca Juga: Kredit Perbankan Terseret Bunga Tinggi, Kalah Pamor dari Obligasi

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan hal ini terjadi lantaran bank tampaknya mengantisipasi potensi peningkatan risiko kredit akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi, turunnya aktivitas konsumsi domestik, serta dampak dari ketidakpastian global terutama dari kebijakan tarif Amerika Serikat.

"Perbankan juga lebih memilih mengalokasikan likuiditas yang ada ke instrumen surat berharga seperti SBN, karena memberikan imbal hasil yang menarik dan lebih aman di tengah kondisi ekonomi yang belum pasti," jelasnya kepada Kontan, Jumat (18/7).

Selain itu, walaupun Bank Indonesia telah memangkas suku bunga acuan (BI Rate) menjadi 5,25%, transmisi ke suku bunga kredit masih belum optimal karena kekhawatiran perbankan terhadap risiko kredit yang cenderung meningkat dalam kondisi perekonomian saat ini.

Beberapa faktor yang menjadi alasan bank memperketat standar penyaluran kredit antara lain adalah, pertumbuhan ekonomi global yang lemah, terutama akibat kebijakan tarif perdagangan AS yang baru, akan meningkatkan risiko kredit di sektor-sektor tertentu, khususnya sektor yang bergantung pada ekspor.

Kemudian indikator-indikator sektor riil seperti Real Sales Index yang melemah, serta konsumsi domestik yang belum pulih sepenuhnya, menyebabkan bank memprediksi kemampuan debitur dalam memenuhi kewajiban kredit akan menurun.

Baca Juga: Ekonomi Lesu, Bank Kian Ketat Menyalurkan Kredit

Secara khusus, menurut catatan Josua, industri bank memperkuat standar kredit di beberapa segmen, yakni pertama Kredit Kendaraan Bermotor (KKB). Pengetatan ini didorong oleh penurunan tajam permintaan kredit di segmen ini, yang tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) negatif sebesar -13,72% pada triwulan I-2025, dan prospek pemulihan yang masih lemah pada triwulan berikutnya.

Kedua ialah Kredit Konsumsi Non-KPR. Dia mencatat bahwa segmen kartu kredit, multiguna, dan kredit tanpa agunan (KTA) juga mengalami penurunan permintaan, yang mencerminkan kekhawatiran bank terhadap kemampuan membayar dari konsumen, seiring dengan melemahnya konsumsi rumah tangga secara keseluruhan.

Ketiga kredit ke sektor berorientasi ekspor akibat kehati-hatian bank akan dampak kebijakan tarif Trump. Terakhir, keempat yakni kredit modal kerja dan investasi pada sektor-sektor berisiko tinggi terutama seperti real estate, jasa persewaan, dan sektor-sektor yang mengalami tekanan permintaan domestik secara signifikan.

Selanjutnya: Liverpool dan Tottenham Berebut Marc Guehi dengan Nilai Transfer Rp 1 Triliun

Menarik Dibaca: Turunkan Prevalansi Katarak, BCA Gelar Operasi Katarak Gratis di Kapuas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×