Reporter: Ferry Saputra | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) memproyeksikan pertumbuhan industri perusahaan pembiayaan atau multifinance mencapai 8% sampai 10% pada 2025. Mengenai hal itu, PT Mandala Multifinance (MFIN) atau Mandala Finance optimistis bisa bertumbuh sesuai proyeksi APPI pada 2025.
"Terkait hal itu, perusahaan optimistis mencapai target piutang pembiayaan tersebut tahun ini," ucap Managing Director Mandala Finance Christel Lasmana kepada Kontan, Selasa (7/1).
Demi mendorong kinerja perusahaan dan mencapai target pertumbuhan sesuai proyeksi APPI, Christel bilang Mandala Finance akan berfokus pada pertumbuhan penyaluran pembiayaan melalui berbagai strategi.
Salah satu strateginya, yaitu dengan prinsip kehati-hatian tepat sasaran untuk menjaga portofolio bisnis yang sehat, diversifikasi portofolio, serta meningkatkan inovasi teknologi dalam produk dan layanan. Hal itu dilakukan untuk menjawab berbagai kebutuhan serta melayani lebih banyak konsumen di Indonesia.
Baca Juga: OJK Beri Sanksi kepada 14 Multifinance dan 27 Fintech Lending pada Desember 2024
Pada tahun ini, Christel menerangkan Mandala Finance juga akan tetap fokus menggarap pembiayaan konsumen, yaitu kendaraan roda dua, kendaraan roda empat khususnya kendaraan bekas, serta pembiayaan multiguna salah satunya sebagai modal kerja sektor produktif UMKM.
Sementara itu, Christel mengatakan hingga akhir Desember 2024, total penyaluran pembiayaan Mandala Finance tumbuh sebesar 20%, jika dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Lebih lanjut, dia menyebut rasio non performing financing (NPF) perusahaan per Desember 2024 terjaga di angka 2,29%. Angka ini berada di bawah rata-rata industri. Adapun industri mencatat NPF sebesar 2,71% per November 2024.
Sebelumnya, Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno menyampaikan proyeksi pertumbuhan 8%-10% bisa saja terganggu apabila melihat berbagai tantangan yang akan dihadapi industri pada 2025. Dia bilang salah satu tantangan yang akan dihadapi industri, yaitu adanya kebijakan opsen pajak kendaraan bermotor yang berpotensi membuat penjualan melemah.
"Kalau melihat keadaan sekarang, kemungkinan hanya bisa 7%-8%," kata Suwandi.
Selanjutnya: Ara Siapkan Skema Pembiyaan Untuk Pekerja Informal Dapat Akses Program 3 Juta Rumah
Menarik Dibaca: Penumpang Rombongan Bisa Dapat Diskon Tiket Whoosh 20%, Begini Caranya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News