Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank tengah bersiap memperkuat permodalan melalui berbagai skema, mulai dari pemenuhan aturan free float hingga menggelar rights issue.
Langkah ini sekaligus membuka peluang masuknya investor baru, baik lokal maupun asing.
Sebagai informasi, Bursa Efek Indonesia (BEI) mewajibkan seluruh emiten untuk memenuhi ketentuan free float minimum sebesar 7,5% dari jumlah saham yang beredar di publik.
Baca Juga: Bank Maspion (BMAS) Jajaki Investor Strategis Demi Penuhi Ketentuan Free Float
Namun, hingga kini, PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS) masih berada di bawah ambang tersebut, dengan free float baru mencapai 1,56%.
Sekretaris Perusahaan Bank Maspion, Iwan Djayawasita mengungkapkan, pihaknya sedang berkoordinasi dengan pemegang saham pengendali, Kasikorn Vision Financial Company Pte. Ltd., untuk mengurangi porsi kepemilikan sahamnya guna memenuhi ketentuan tersebut.
“Saat ini Bank Maspion juga tengah menjajaki kerja sama dengan investor strategis potensial dan sedang dalam proses due diligence,” ujarnya kepada KONTAN, Selasa (3/6).
Selama proses berjalan, manajemen aktif berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Baca Juga: Begini Progres JTrust Bank yang Sedang Upayakan Free Float
Senada, PT Bank JTrust Indonesia Tbk (BCIC) juga belum memenuhi ketentuan free float. Saham publik BCIC baru mencapai 6,17%.
Direktur Kepatuhan dan Corporate Legal JTrust Bank, Felix I. Hartadi menyampaikan bahwa pihaknya sedang bernegosiasi dengan sejumlah investor, namun belum dapat mengungkapkan identitas mereka karena menjadi kewenangan pemegang saham.
“Memang butuh waktu, tapi kami terus mengusahakannya,” kata Felix.
Di sisi lain, Direktur Keuangan JTrust Bank, Helmi A. Hidayat menambahkan bahwa kehadiran investor baru juga menjadi bagian dari rencana bank untuk melakukan kuasi reorganisasi yaitu menghapus saldo akumulasi kerugian dari masa sebelum akuisisi oleh JTrust.
“Harapannya, setelah proses ini rampung, kami bisa mulai membagikan dividen tahun depan,” ujar Helmi.
Sebagai informasi, per Maret 2025, modal inti JTrust tercatat sebesar Rp 3,3 triliun dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) sebesar 13,08%, atau sedikit di atas batas minimum regulator sebesar 10%.
Baca Juga: BEI Suspensi 42 Saham karena Tak Penuhi Free Float, Berikut Daftarnya