Sumber: KONTAN | Editor: Didi Rhoseno Ardi
JAKARTA. Perusahaan asuransi bakal makin teliti membaca klaim para nasabahnya. Sejumlah perusahaan asuransi menyatakan, dari pengalaman mereka, banyak klaim yang palsu muncul di masa krisis.
Wakil Direktur Utama PT Panin Life Tbk Tri Djoko Santoso menyatakan, kemungkinan pemegang polis berlaku curang semakin besar karena semakin banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK). "Dalam kondisi seperti ini, yang terkena PHK bisa saja tergoda untuk mendapatkan uang dengan melakukan penipuan terhadap perusahaan asuransi," ungkap Tri.
Dalam pengalaman Tri, kecurangan biasanya dilakukan oleh para pemilik produk asuransi kesehatan. Salah satu modus penipuan asuransi, saat pemegang polis mengklaim biaya rumah sakit seperti rawat inap dan lain-lain, mereka akan melampirkan berbagai bukti berikut bon dari rumah sakit. Padahal perawatan dari rumah sakit tersebut tidak pernah terjadi.
Lalu, klaim pemegang polis tersebut tidak hanya dilakukan di satu perusahaan asuransi saja, tapi ke beberapa perusahaan asuransi, sehingga bisa mendapatkan klaim besar. "Untuk mencegah terjadinya penipuan, kami melakukan cek dan ricek ke perusahaan asuransi lainnya," tutur Djoko. Perusahaan asuransi yang sudah punya jam terbang panjang biasanya memiliki daftar pemegang polis yang bermasalah.
Direktur Operasional PT Asuransi Tri Pakarta G.M.S. Poetiray membenarkan tingginya kemungkinan kecurangan di masa krisis. Namun, Poetiray menilai, kecurangan lebih banyak dialami oleh asuransi umum. Ia mencontohkan, asuransi properti terutama kebakaran.
Poetiray mengingatkan, di saat likuiditas ketat seperti sekarang, banyak pengusaha yang akan kesulitan mendapatkan dana segar. Bukan tak mungkin ada pengusaha yang kepepet likuiditas bermata gelap sehingga melakukan kecurangan seperti membakar sendiri tempat usaha mereka. "Jadi, mereka bisa mendapatkan dana dari hasil klaim asuransi," tuturnya.
Namun, Poetiray tak mau menjelaskan apakah perusahaannya pernah mengalami fraud semacam itu. Ia hanya memastikan, Asuransi Tri Pakarta bakal sangat berhati-hati untuk menyetujui aplikasi pembukaan polis maupun membayar klaim.
Presiden Direktur PT Asuransi Adira Dinamika Willy S. Dharma berpendapat, potensi penipuan selalu ada. Ia mengingat, di masa-masa krisis terdahulu, seperti tahun 1998 dan 2005, nilai klaim memang meningkat. "Asuransi kendaraan bermotor juga punya potensi tertimpa penipuan," tambah Willy.
Willy menilai, potensi penipuan lebih tinggi di produk asuransi properti. Maklumlah, nilai klaim asuransi properti jauh lebih tinggi dibandingkan klaim asuransi kendaraan bermotor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News