kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asuransi jiwa masih butuh peran agen di tahun depan


Kamis, 05 Desember 2019 / 19:52 WIB
Asuransi jiwa masih butuh peran agen di tahun depan


Reporter: Ahmad Ghifari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) optimistis prospek jalur keagenan di tahun 2020 masih dibutuhkan di tengah hadirnya insurtech. Tahun ini, Asuransi jiwa memacu layanan digital sebagai upaya untuk mendongkrak kinerja bisnis. Selain itu, layanan digital juga mampu meningkatkan kemudahan dan kepuasan nasabah.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu mengatakan, khusus untuk asuransi jiwa, masih dibutuhkan para agen dalam memasarkan produk. Hal itu dikarenakan tingkat kesadaran masyarakat terhadap asuransi jiwa masih rendah. 

Baca Juga: AFTECH: Asuransi yang tak garap insurtech bisa alami penurunan pendapatan

Meskipun telah memiliki aplikasi dan telah memiliki situs website, masyarakat masih membutuhkan penjelasan yang bagaimana itu sebagai tugas dari agen.

"Untuk penjualan itu belum semua karena apalagi generasi milenial saat ini lebih tertarik kepada lifestyle. Ini merupakan tugas dari AAJI dan perusahaan asuransi jiwa dalam memberikan edukasi dan literasi keuangan secara konstan agar semakin paham mengenai produk asuransi jiwa," kata Togar kepada Kontan.co.id, Kamis (5/12).

Kesiapan industri asuransi jiwa menghadapi tren digitalisasi menurut Togar di back office sudah banyak perusahaan asuransi jiwa menggunakan digitalisasi, misalnya untuk customer service bahkan telah memakai robot. Mengenai klaim sudah banyak perusahaan yang melakukan seperti itu.

Karena dari teknologi mampu menjangkau daerah terpencil. Di sisi lain, masalah yang saat ini terjadi menurut Togar adalah masyarakat masih banyak tidak suka membaca dan lebih suka diberi penjelasan dari para agen. Nah, sedangkan dari para agen sendiri banyak yang memberikan janji berlebihan atau membual. Namun masyarakat masih banyak yang percaya karena masih banyak malas membaca.

Baca Juga: Godok aturan main insurtech, ini yang akan bakal diatur OJK

"Insurtech itu lebih luas semua data sudah terkoneksi seperti database, yang dapat mengetahui riwayat nasabah. Penjual secara digital saat ini sudah banyak yang sudah melakukannya. Baik dari perusahaan sendiri, para agen, para broker, dan juga yang bukan broker dan juga agen jadi hanya penyedia platformnya," jelas Togar.

Dari digitalisasi apakah bisa meningkatkan jumlah premi dan pemegang polis. Menurut Togar tidak, karena premi yang dijual pasaran tidak besar rata-rata 10 juta per tahunnya. Para agen juga berperan penting dalam memberikan nasehat dan pandangan kepada calon tertanggung atau konsumen agar mendapatkan pemahaman dalam merencanakan keuangan dan juga kesehatan mereka di masa depan.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×