Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Pulang dari kunjungan ke China, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membawa sejumlah peluang bagi bank-bank BUMN. Menteri BUMN, Rini Soemarno mengatakan, dalam kunjungan ke China tersebut, pemerintah mencoba menjajaki peluang kerjasama antara bank BUMN dengan perbankan dari China.
Penjajakan kerjasama ini terutama untuk pendanaan berbagai proyek infrastruktur besar yang sedang dijalankan pemerintah. "Dalam kunjungan itu, kami melakukan pembicaraan terkait kemungkinan kerjasama perbankan," ujar Rini, saat buka puasa bersama di rumah dinasnya, Sabtu (21/6).
Dalam kesempatan sama, Achmad Baiquni, Direktur Utama Bank Negara Indonesia (BNI) membenarkan rencana kerjasama itu. Kata dia, Indonesia saat ini memiliki banyak proyek infrastruktur besar, yang membutuhkan pembiayaan dalam jumlah sangat besar. "Jadi rasanya kalau semua dipikul oleh perbankan dalam negeri, jelas tidak cukup," imbuh Baiquni.
Dari proses pembicaraan antara Pemerintah Indonesia dengan China, ujar Baiquni, ada dua skema kerjasama yang dimungkinkan dilakukan institusi perbankan dari kedua negara. Pertama, perbankan China memberikan pinjaman 100% dan perbankan BUMN berperan sebagai agen penyalur pembiayaan tersebut.
"Skema kedua adalah join financing," kata Baiquni. Dalam skema kedua ini, bank BUMN dan bank asal China sama-sama akan mengucurkan kredit secara sindikasi.
Baiquni mencontohkan, bank BUMN menyumbang 10% dari nilai kredit dan bank China menyerap sisanya yang sebesar 90%. Skema seperti apa yang kelak akan dipakai, ia mengatakan, saat ini masih dalam tahap pembicaraan.
Baiquni mengaku tidak mengingat secara detail proyek infrastruktur apa saja yang menjadi target pembiayaan perbankan China, termasuk jumlah anggaran dana yang disiapkan China dalam kerjasama tersebut. Namun dia menegaskan, sejumlah proyek infrastruktur besar yang terdapat pada program pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla menjadi prioritas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News