kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.960.000   -5.000   -0,25%
  • USD/IDR 16.860   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.723   44,05   0,66%
  • KOMPAS100 968   3,45   0,36%
  • LQ45 754   3,69   0,49%
  • ISSI 213   0,95   0,45%
  • IDX30 391   1,55   0,40%
  • IDXHIDIV20 471   3,02   0,64%
  • IDX80 110   0,24   0,22%
  • IDXV30 115   -0,16   -0,14%
  • IDXQ30 128   0,78   0,61%

Bank Besar Catat Pertumbuhan Fee Based Income di Kuartal I-2025, Ini Pendorongnya


Senin, 28 April 2025 / 18:54 WIB
Bank Besar Catat Pertumbuhan Fee Based Income di Kuartal I-2025, Ini Pendorongnya
ILUSTRASI. Nasabah menggunakan mobile banking untuk bertransaksi saat berada di kawasan objek wisata, Bogor, Jawa Barat, Minggu (13/4/2025). Pencapaian kinerja laba bersih yang positif dari bank-bank besar tidak terlepas dari kontribusi pendapatan non bunga seperti dari komisi.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pencapaian kinerja laba bersih yang positif dari bank-bank besar tidak terlepas dari kontribusi pendapatan non bunga yang salah satunya berasal dari biaya dan komisi atau fee based income. 

Ambil contoh PT Bank Central Asia Tbk (BCA), sebagai bank yang memiliki nasabah pengguna mobile banking dan internet banking sebanyak 33,4 juta orang, BCA terlihat mendulang pendapatan komisi dari transaksi nasabahnya.

EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F Haryn mengatakan, pertumbuhan transaksi di kanal digital berkontribusi positif terhadap kenaikan pendapatan non bunga.

Baca Juga: Bank Besar Catat Pertumbuhan Fee Based Income di Kuartal III-2024, Ini Pendorongnya

Pada kuartal I-2025, pendapatan non bunga BCA naik 8,1% secara tahunan atau year on year (YoY) menjadi Rp 6,8 triliun, ditopang pendapatan fee dan komisi yang tumbuh 8,3% YoY menjadi Rp 4,8 triliun.

Peningkatan pendapatan tersebut seiring dengan frekuensi transaksi BCA secara menyeluruh tumbuh 19% YoY mencapai 9,9 miliar pada kuartal I-2025.

Khusus di kanal digital, frekuensi transaksi mobile dan internet banking mencapai 8,8 miliar transaksi, naik 22,2% YoY. Adapun nilai transaksi mobile dan internet banking tumbuh 14% YoY pada kuartal I-2025.

"Peningkatan frekuensi transaksi terwujud seiring inovasi layanan dan produk, serta ekspansi ekosistem transaksi perbankan secara terus-menerus, baik melalui kanal online maupun offline," kata Hera kepada kontan.co.id.

Hera menyebut pihaknya memproyeksikan transaksi melalui mobile dan internet banking BCA akan terus tumbuh, didorong oleh kemudahan pembukaan rekening BCA melalui mobile banking. 

Baca Juga: Bank Digital Genjot Fee Based Income

Ke depan, BCA senantiasa memastikan hadirnya platform perbankan transaksi yang aman dan andal, sekaligus menjadi solusi yang relevan bagi kebutuhan nasabah, sehingga dapat meningkatkan basis nasabah dan jumlah transaksi.

"Hal ini diharapkan dapat berkontribusi positif terhadap pertumbuhan pendapatan selain bunga hingga akhir tahun.

Adapun PT Bank Negara Indonesia (BNI) mencatatkan pendapatan non bunga mencapai Rp 4,01 triliun atau meningkat 2,6% yoy pada kuartal I-2025.

Pendapatan non bunga BNI berasal dari fee based income berbasis komisi dari segmen konsumer tercatat naik 2,1% menjadi Rp 1,75 triliun, yang utamanya ditopang oleh pendapatan dari bisnis kartu dan bancassurance meningkat 0,9% menjadi Rp 541 miliar. Adapun fee based income dari ATM dan e-channel berkontribusi Rp 401 miliar atau meningkat 8,8%.

Sedangkan pendapatan non bunga BNI dari business banking berkontribusi Rp 2,1 triliun, atau meningkat 1%.

Utamanya ditopang dari komisi investasi saham, kustodi, dan lainnya sebesar Rp 842 miliar atau meningkat 17,9%, dan ditopang dari FX Trading, revaluasi & derivative mencapai Rp 235 miliar, dan surat berharga yang diperjualbelikan mencapai Rp 594miliar meningkat 90,4%.

Sementara PT Bank Tabungan Negara (BTN) mencatat, non-interest income/FBI tumbuh 3,3% yoy hingga  akhir Maret 2025 mencapai Rp 1,04 triliun dengan kontribusi terbesar dari aktivitas transaksi treasury senilai Rp 400 miliar, diikuti oleh pendapatan dari produk DPK dan jasa perbankan sebesar Rp 239 miliar.

Selain itu, BTN juga mempercepat penyelesaian aset-aset bermasalah sehingga kontribusi dari recovery income naik menjadi 15,6% dari total non-interest income atau senilai Rp 162 miliar di kuartal I-2025. 

Baca Juga: Bank Besar Catatkan Pertumbuhan Fee Based Income pada 2024, Cermati Penopangnya

Adapun aktivitas treasury memiliki kontribusi paling tinggi terhadap FBI bank dengan porsi yang mencapai 38,5% dari total FBI.

"Ke depannya BTN akan terus meningkatkan porsi FBI dari dari inisiatif digital yaitu Bale by BTN serta ekosistem bale 3 S, dari peningkatan akuisisi merchant serta agen BTN yang berkontribusi terhadap peningkatan CASA dan FBI," kata Corporate Secretary Bank BTN Ramon Armando.

Per Maret 2025 BTN mencatat pertumbuhan signifikan di Bale by BTN dengan jumlah pengguna mencapai 2,4 juta, melesat 76% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 1,4 juta pengguna. Sedangkan nilai transaksi Bale by BTN mencapai Rp22,3 triliun pada akhir Maret 2025  atau naik 74% dibandingkan Maret 2024.

Baca Juga: Bank KBMI 1 dan 2 Genjot Pendapatan Fee Based Income di Sisa Tahun 2024

Sementara jumlah transaksi mencapai 492 juta kali transaksi hingga Maret 2025, melonjak 172% dibandingkan kuartal I-2024 yang sebesar 181 juta transaksi. Perseroan tetap optimistis dengan target jumlah user Bale by BTN yang diharapkan mencapai minimal 3,6 juta hingga 4 juta pada 2025. 

Selanjutnya: Luno Tawarkan Aset Kripto Baru, Investor Diingatkan Waspadai Risiko

Menarik Dibaca: Tren Kejahatan Siber 2025: Email Phising Berkeliaran

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×