kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank digital bidik ekosistem digital dalam mengerek bisnis


Sabtu, 11 Desember 2021 / 12:54 WIB
Bank digital bidik ekosistem digital dalam mengerek bisnis
ILUSTRASI. Penggunaan aplikasi perbankan digital.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak ada jaminan semua bank digital yang muncul hari ini bisa bertahan dan mencatatkan keuntungan. Agar bisa menang, jenis bank ini memilih untuk membidik ekosistem digital yang sudah ada. 

Harapannya, bank bisa mengakuisisi nasabah baru hingga menjajal dengan berbagai produk bank mulai dari simpanan, layanan transaksi, hingga kredit. BCA Digital misalnya, telah menyasar pengguna e-commerce Blibli. Pengguna Blibli bisa membuka rekening BCA Digital di dalam platform. Mereka sama-sama dimiliki oleh Grup Djarum. 

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan tren ini akan terus berlanjut seiring dengan disrupsi teknologi dan bisnis. Dia menilai model bisnis yang mengejar ekosistem digital akan berdampak besar bagi pertumbuhan bisnis bank digital. 

Baca Juga: Cara buka rekening BCA online melalui BCA Mobile, simak langkah ini

“Bank digital tidak hanya mengubah model bisnis menjadi digital tapi perlu membangun ekosistem digital dengan platform lain dan marketplace sehingga akan lebih optimal. Juga agak berat melawan bank besar yang juga membangun ekosistem digital melalui platform mobile banking dan internet banking mereka,” ujar Amin kepada Kontan.co.id pada Jumat (12/10).

Ia menilai kerja sama antar bank digital dan fintech peer to peer (P2P) lending dalam menyalurkan kredit sah-sah saja. Selain guna menjaga ritme persaingan juga bisa sebagai berbagai risiko yang ada. 

“Fintech dan bank digital memiliki segmen tersendiri. Khususnya untuk Bank digital, mereka bisa menyasar niche market yang tidak disasar oleh Bank tradisional. Terlebih masih ada 60% penduduk yang belum bisa dijangkau oleh bank. Ini pasar yang besar untuk dijangkau dengan memanfaatkan kemajuan teknologi,” kata dia. 

Baca Juga: Kantor cabang bank wajib berinovasi agar tak jadi beban di era digital

Direktur Utama Bank Digital BCA Lanny Boedianti mengatakan, untuk menjaring nasabah, pihaknya fokus mengembangkan pelayanan, fitur, dan produk. Hingga pertengahan November 2021, BCA Digital telah mencatatkan lebih dari 300.000 nasabah. 

"Blu akan dikembangkan menjadi platform all-in-one yang dapat menjawab berbagai kebutuhan segmen nasabah modern. Kami juga mengembangkan skala ekosistem digital di Indonesia dengan menggandeng berkolaborasi dengan partner multi-industri yang memiliki visi yang sama dan sudah ahli di bidangnya," jelas Lanny pada Kontan.co.id.

Hingga saat ini, BCA Digital sudah memiliki mitra eksklusif di bidang e-commerce yakni Blibli. Selain itu, perseroan juga sudah menjalin kerjasama eksklusif dengan Telkom. Kemitraan dengan keduanya merupakan  strategi yang memperkuat komitmen BCA Digital untuk menghadirkan nilai tambah kepada pelanggan.

Baca Juga: Meski pertumbuhannya melambat, bankir menilai deposito masih diminati

Bank Neo Commerce juga akan mengandalkan Akulaku sebagai pemegang saham. Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan bilang juga akan melakukan terus jalin kerja sama dengan group besar Alibaba sebagai investor Akulaku. 

“Banyak perusahaan di Indonesia yang diinvestasi oleh Alibaba Group. Nah, kami akan melakukan sinergis dengan tujuan memberikan layanan terbaik bagi nasabah. Kami percaya, dengan sinergi dan kolaborasi kami bisa meminimalisir biaya-biaya, jadi bukan kompetisi,” jelas Tjandra. 

Dia menyebut, Bank Neo Commerce telah bekerja sama dengan Sunline, Tencent, Alicloud, Arrash, dan Huawei dalam mengembangkan infrastruktur digital bank. Dalam menjalankan model bisnis, Bank Neo terus mengembangkan layanan kebutuhan sehari-hari pengguna seperti top up, utility, makanan dan minuman, serta transportasi. Juga layanan lewat QR payment yang direncanakan rilis pada tahun depan.

Baca Juga: Ekonomi bertahap pulih, bisnis remitansi bank mulai bergeliat

Lalu, Bank Fama yang baru saja diakuisisi oleh Emtek, bisa memanfaatkan ekosistem konglomerat ini. Juga ada bank kecil yang diakuisisi oleh fintech ataupun pelaku e-commerce, dengan harapan bisa memperkuat ekosistem digital yang sudah ada. 

Namun, tipikal pengguna e-commercecenderung tidak loyal dan mudah bergeser dengan iming-iming promosi. Ada Ajaib yang telah mengakuisisi Bank Bumi Artha. Lalu Kredivo mencaplok Bank Bisnis. Juga ada Sea Bank Indonesia milik Shopee serta Bank Jago yang mesra dengan GoJek. 

Dalam menilai siapa yang paling kuat dan loyal dalam menggarap ekosistem, Ekonom yang juga pakar keuangan dan pasar modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy tak memandang nilai valuasi bank digital yang sudah ada. 

Baca Juga: Belasan multifinance tumbang di tahun ini

“Yang ada grup besar di belakangnya seperti BCA, Astra, BRI mestinya oke, paling tidak untuk sumber pendanaannya. Berikutnya mungkin grup EMTK dan lainnya,” ujar Budi kepada Kontan.co.id.

Dia  menilai sangat penting bagi bank digital memiliki ekosistem yang memadai. Lantaran akan memberikan manfaat yang cukup signifikan bagi nasabahnya. 

”Itu sebabnya bank digital yang bisa jalan ialah yang punya ekosistem. Sedangkan yang  lain, ya cuma ikut-ikutan supaya dapat valuasi yang tinggi alias ikut gorengan,” kata Budi. 

Baca Juga: Bisnis fintech agregator mulai ramai pemain

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×