Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Bank Dinar Indonesia Tbk (DNAR) memantapkan rencana merger dengan PT Bank Andara tahun ini. Direktur Utama Bank Dinar, Hendra Lie menyebut berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) seluruh pemegang saham merestui rencana akuisisi Bank Dinar oleh perusahaan asal Korea Selatan, APRO Financial.
"Akuisisi sudah direstui, tinggal minta persetujuan dari regulator, setelah itu merger dengan Bank Andara, lalu re-branding," kata Hendra saat ditemui di Jakarta, Senin (10/4). APRO sudah mengakuisisi Bank Andara lebih dulu pada November 2016.
Asal tahu saja, Bank Dinar menjual kepemilikan 1,74 miliar saham perusahaan ke Apro Financial Co.Ltd dengan harga penjualan sebesar Rp 396,89 per saham. Dengan harga penjualan ini, maka APRO telah memegang 77,38% saham Bank Dinar.
Manajemen Bank Dinar yakin seluruh aksi korporasi ini dapat terealiasi di tahun 2017. Adapun setelah merger dengan Bank Andara, Hendara menyebut perseroan akan langsung naik ke Bank Umum Kategori Usaha (BUKU) II dengan modal inti menembus Rp 1 triliun.
"Sekarang modal Andara Rp 600 miliar, Bank Dinar Rp 400 miliar, kalau merger langsung naik kelas ke BUKU II," ujarnya.
Selain itu, Hendra juga menyebut setiap tahun pihaknya akan mendapatkan modal sedikitnya Rp 500 miliar dari pemegang saham mayoritas. Pihaknya berharap dengan rencana naik kelas ini, perseroan akan lebih leluasa menjaring pendapatan non bunga serta menggenjot pertumbuhan.
Adapun usai merger, pihaknya tetap akan fokus menyasar pembiayaan ke segmen ritel dan konsumer. Asal tahu saja, tahun ini Bank Dinar menarget pertumbuhan kredit dapat meningkat sebesar 16% dengan fokus di sektor perdagangan serta sektor penunjang infrastruktur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News