kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.254   -54,00   -0,33%
  • IDX 7.053   -12,62   -0,18%
  • KOMPAS100 1.054   -1,38   -0,13%
  • LQ45 828   -2,94   -0,35%
  • ISSI 215   0,00   0,00%
  • IDX30 423   -1,20   -0,28%
  • IDXHIDIV20 513   -0,63   -0,12%
  • IDX80 120   -0,26   -0,22%
  • IDXV30 125   0,61   0,49%
  • IDXQ30 142   -0,11   -0,08%

Bank dongkrak transaksi elektronik


Sabtu, 05 Juli 2014 / 08:50 WIB
Bank dongkrak transaksi elektronik
ILUSTRASI. Alokasi anggaran angkutan perintis pada 2023 naik jika dibandingkan tahun sebelumnya. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/aww.


Reporter: Issa Almawadi, Nina Dwiantika | Editor: Dessy Rosalina

JAKARTA. Perbankan terus memutar otak untuk mempercantik kinerjanya. Di tengah kondisi likuiditas yang seret dan lesunya perekonomian, bank memilih menggenjot transaksi saluran elektronik atawa e-channel. Ini adalah sumber pemasukan bank untuk meraih pendapatan nonbunga alias fee based income.

Salah satunya adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI). Bank pelat merah ini memacu transaksi e-channel dengan berbagai jurus. Yang terbaru adalah membeli satelit untuk menopang transaksi e-channel.
Bagi BRI, e-channel adalah bisnis masa depan. Budi Satria, Sekretaris Perusahaan BRI, mengatakan, dalam tempo lima tahun terakhir, transaksi melalui e-channel tumbuh pesat.

Hingga akhir Maret lalu, rata-rata transaksi harian melalui e-channel BRI mencapai 3,2 kali lebih tinggi dibandingkan rata-rata transaksi teller atau kantor cabang BRI. Padahal, pada akhir tahun 2009, rasionya masih 0,5 kali. Layanan e-channel BRI tersebut ditopang oleh fasilitas infrastrukturnya, yaitu sebanyak 104.752 unit mesin ATM dan mesin electronic data capture (EDC).

Tidak cuma bank kakap sekelas BRI, bank kelas menengah pun membidik pendapatan dari tren perkembangan pesat teknologi informasi. Lani Darmawan, Direktur Ritel Bank International Indonesia (BII), mengatakan, BII fokus menggenjot nasabah ritel maupun korporasi dalam bertransaksi e-channel.

"Peningkatan transaksi e-channel tidak hanya memberikan fee based tapi juga mengurangi biaya operasional sehingga lebih efisien," imbuhnya. Saat ini, sekitar 70% transaksi nasabah BII melalui e-channel. Transaksi paling ramai via mobile banking.

Terus naik

Bank OCBC NISP juga tak mau ketinggalan. Andreas Kurniawan, Division Head Consumer Strategy & Marketing Bank OCBC NISP berharap bisa mengakuisisi 30%-40% nasabah baru e-banking. "Cabang dan e-channel masih saling bersinergi," ucapnya.

Di masa mendatang, transaksi e-channel diprediksi bakal tumbuh subur. Andreas menilai, masyarakat semakin gemar bertransaksi secara elektronik dibandingkan menyambangi kantor cabang.

Target e-channel OCBC NISP tumbuh 30% tahun ini. Tahun lalu, transaksi mobile banking dan internet banking OCBC NISP masing-masing Rp 421 miliar dan Rp 3,8 triliun. "Transaksi paling besar adalah pembayaran listrik, telepon dan air," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×