Reporter: Issa Almawadi | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) berusaha memperbaiki portofolio kreditnya dengan meningkatkan porsi pinjaman bersifat produktif. Dengan mengandalkan kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), Bank Jatim akan meningkatkan porsi kredit produktif hingga 44% dari total kredit.
Pada akhir 2014, kredit produktif Bank Jatim yang terdiri dari komersial (standby loan, keppres, overdraft, sindikasi) dan SME (KUR, Pundi Kencana, Jatim Mikro dan lainnya) berporsi 36,2%. Sementara, kredit konsumsi yang terdiri dari Multiguna, KPR, dan lainnya mencapai 63,8%.
Menurut Eko Antono, Direktur Kepatuhan Bank Jatim, peningkatan porsi produktif tersebut sejalan dengan keinginan pemerintah daerah Jatim. "Pemegang saham kami (pemerintah daerah Jatim) ingin kredit produktif dan konsumtif seimbang. Tapi kan tidak bisa langsung 50-50, jadi kami lakukan secara bertahap," jelas Eko, Kamis (22/4).
Eko menambahkan, peningkatan porsi kredit produktif bukan berarti Bank Jatim mengurangi kredit konsumtif. Apalagi, kata dia, selama ini kredit konsumtif menjadi salah satu kontributor terbesar bagi kinerja keuangan Bank Jatim dan memberi keuntungan kepada para pemegang saham melalui pembagian dividen.
Untuk merealisasikan rencana tersebut, Eko bilang, Bank Jatim akan fokus memperbesar porsi penyaluran kredit mikro. "Di 2014, kredit mikro kami mencapai Rp 264 miliar. Tahun ini kami harapkan bisa mencapai Rp 600 miliar," ucap Eko. Eko pun menjelaskan, Bank Jatim bakal menambah jumlah unit mikro dari 60 unit menjadi 100 unit di tahun ini.
Asal tahu saja, hingga akhir 2014 Bank Jatim telah menyalurkan kredit sebesar Rp 26,19 triliun, tumbuh 18,61% dari posisi akhir 2013 Rp 22,08 triliun. Dari pencapaian itu, kredit konsumsi mencapai Rp 16,71 triliun, komersial Rp 5,18 triliun dan SME Rp 4,3 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News