Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Relaksasi aturan GWM averaging oleh Bank Indonesia (BI) yang berlaku pada 1 Desember 2018 diproyeksi akan membantu meningkatkan pertumbuhan kredit bank menengah kecil.
Ferry Koswara, Direktur Operasional Bank of India Indonesia mengatakan pertumbuhan kredit bank akan meningkat 1%-2% dengan adanya relaksasi GWM. “Kenaikan kredit sebesar 1%-2%,” kata Ferry kepada kontan.co.id, Jumat (30/11).
Andreas Basuki, Sekretaris Perusahaan Bank CCB Indonesia mengatakan relaksasi GWM akan memberikan peningkatan likuiditas antar bank. “Dan akan meningkat likuiditas yang dapat disalurkan oleh bank ke kredit,” kata Andreas kepada kontan.co.id, Jumat (30/11).
Rasio likuiditas khususnya GWM diproyeksi akan terjaga di level 10% di akhir tahun dan sepanjang 2019.
Sedikit berbeda, Sasmaya Tuhuleley Direktur Utama BKE bilang pelonggaran GWM ini kurang efektif. “Karena di saat yang sama, OJK juga mewajibkan bank menjaga rasio AL/DPK atau alat likuid dibanding DPK yang harus dijaga sekitar 10%,” kata Sasmaya, Jumat (30/11)
Sasmaya mengakui pertumbuhan kredit pada tahun ini berbeda jauh dengan tiga tahun sebelumnya, yaitu berada di bawah 10%.
Pertumbuhan kredit yang rendah tersebut karena tambahan modal yang diproyeksikan akan masuk akhir tahun 2017, ternyata baru masuk di bulan September 2018. Itupun baru sekitar Rp 63 miliar dari Rp 300 miliar dari rencana rights issue. Sisanya kemungkinan baru akhir Desember tahun 2018 ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News