kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.859   -119,00   -0,76%
  • IDX 7.480   -12,39   -0,17%
  • KOMPAS100 1.157   -2,04   -0,18%
  • LQ45 916   -3,97   -0,43%
  • ISSI 227   0,79   0,35%
  • IDX30 471   -3,31   -0,70%
  • IDXHIDIV20 569   -3,84   -0,67%
  • IDX80 132   -0,21   -0,16%
  • IDXV30 141   0,37   0,27%
  • IDXQ30 157   -0,79   -0,50%

Bank Nationalnobu garap ritel dan korporasi


Kamis, 07 Oktober 2010 / 08:52 WIB
Bank Nationalnobu garap ritel dan korporasi
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Andri Indradie | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Bagai memperoleh anak yang pernah hilang, pasca memiliki Bank Nationalnobu, Lippo Group berniat mendandani bank tersebut habis-habisan. Theo L. Sambuaga, Presiden Direktur Lippo Group, berharap, melalui bank yang dulu bernama Bank Alfindo Sejahtera itu, Lippo bisa berperan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Seperti yang Anda tahu, duet Yantony Nio dan PT Kharisma Buana Nusantara (KBN) adalah pemilik baru Bank Nationalnobu. Yantony yang merupakan Chief Executive Officer (CEO) Pikko Group memiliki 40%. Sedangkan KBN menguasai 60% saham Nationalnobu. Pemilik KBN adalah Mochtar Riady, sang taipan yang merupakan pendiri Lippo Group.

Theo mengakui, saat ini Bank Nationalnobu belum memiliki banyak cabang. Namun, Theo dan Yantony sudah berencana dan memiliki gambaran bisnis terhadap pengembangan bank tersebut ke depan. "Bank Nationalnobu nantinya akan fokus ke sektor ritel dan korporasi, terutama di sektor properti dan multimedia," tutur Theo.

Yantony bilang, ayunan langkah pertama pengembangan Nationalnobu adalah peningkatan jaringan melalui penambahan cabang. "Kami sudah memikirkan penambahan cabang, penguatan infrastruktur, dan sistem teknologi informasinya," ujar Yantony. Yang jelas, manajemen Nationalnobu bakal memfokuskan diri pada pengembangan operasional terlebih dahulu, seperti masalah infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM).

Mengenai urusan permodalan, Lippo Group dan Yantony juga siap mencarikan investor untuk pengembangan Nationalnobu. Bahkan, Theo sudah memiliki gambaran akan membawa Nationalnobu ke lantai bursa melalui penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO).

Selain memperoleh modal dari lantai bursa, pengelolaan Nationalnobu menjadi perusahaan terbuka otomatis akan makin prudent. "Yang jelas, komitmen kami besar terhadap bank ini," tegas Theo.

Dari sisi kinerja, hingga Juli 2010 penyaluran kredit Nationalnobu sebesar Rp 1,13 miliar. Sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat hanya sebesarRp 24 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×