kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bank Nationalnobu garap ritel dan korporasi


Kamis, 07 Oktober 2010 / 08:52 WIB
Bank Nationalnobu garap ritel dan korporasi
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Andri Indradie | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Bagai memperoleh anak yang pernah hilang, pasca memiliki Bank Nationalnobu, Lippo Group berniat mendandani bank tersebut habis-habisan. Theo L. Sambuaga, Presiden Direktur Lippo Group, berharap, melalui bank yang dulu bernama Bank Alfindo Sejahtera itu, Lippo bisa berperan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Seperti yang Anda tahu, duet Yantony Nio dan PT Kharisma Buana Nusantara (KBN) adalah pemilik baru Bank Nationalnobu. Yantony yang merupakan Chief Executive Officer (CEO) Pikko Group memiliki 40%. Sedangkan KBN menguasai 60% saham Nationalnobu. Pemilik KBN adalah Mochtar Riady, sang taipan yang merupakan pendiri Lippo Group.

Theo mengakui, saat ini Bank Nationalnobu belum memiliki banyak cabang. Namun, Theo dan Yantony sudah berencana dan memiliki gambaran bisnis terhadap pengembangan bank tersebut ke depan. "Bank Nationalnobu nantinya akan fokus ke sektor ritel dan korporasi, terutama di sektor properti dan multimedia," tutur Theo.

Yantony bilang, ayunan langkah pertama pengembangan Nationalnobu adalah peningkatan jaringan melalui penambahan cabang. "Kami sudah memikirkan penambahan cabang, penguatan infrastruktur, dan sistem teknologi informasinya," ujar Yantony. Yang jelas, manajemen Nationalnobu bakal memfokuskan diri pada pengembangan operasional terlebih dahulu, seperti masalah infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM).

Mengenai urusan permodalan, Lippo Group dan Yantony juga siap mencarikan investor untuk pengembangan Nationalnobu. Bahkan, Theo sudah memiliki gambaran akan membawa Nationalnobu ke lantai bursa melalui penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO).

Selain memperoleh modal dari lantai bursa, pengelolaan Nationalnobu menjadi perusahaan terbuka otomatis akan makin prudent. "Yang jelas, komitmen kami besar terhadap bank ini," tegas Theo.

Dari sisi kinerja, hingga Juli 2010 penyaluran kredit Nationalnobu sebesar Rp 1,13 miliar. Sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat hanya sebesarRp 24 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×