kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.961   -146,76   -2,06%
  • KOMPAS100 1.039   -24,60   -2,31%
  • LQ45 817   -17,20   -2,06%
  • ISSI 212   -4,24   -1,96%
  • IDX30 417   -9,40   -2,20%
  • IDXHIDIV20 503   -10,02   -1,95%
  • IDX80 118   -2,72   -2,25%
  • IDXV30 124   -2,43   -1,92%
  • IDXQ30 139   -2,57   -1,81%

Bank Sambut Positif Stimulus Pembebasan PPN Rumah di Bawah Rp 2 Miliar


Rabu, 25 Oktober 2023 / 19:38 WIB
Bank Sambut Positif Stimulus Pembebasan PPN Rumah di Bawah Rp 2 Miliar
ILUSTRASI. Pekerja menyelesaikan pembuatan rumah bersubsidi di salah satu kawasan perumahan di Kota Bengkulu, Bengkulu, Senin (2/10/2023). ANTARA FOTO/Muhammad Izfaldi/hp.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perbankan menyambut positif rencana Pemerintah untuk memberikan berbagai stimulus untuk sektor perumahan mulai dari Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) hingga insentif biaya administrasi pengurusan rumah murah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Untuk diketahui, Pemerintah berencana menanggung PPN untuk harga rumah sampai dengan Rp 2 miliar. Kebijakan tersebut akan berlaku mulai November 2023 hingga Desember 2024. Pemerintah juga memberikan insentif bagi MBR berupa bantuan biaya pengurusan administrasi rumah mulai dari Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan lainnya mencapai Rp 4 juta.

Adapun, rencananya akan ada 2 tahapan implementasi insentif PPN DTP tersebut. Tahap pertama, pemberian insentif pajak akan diberikan sebesar 100% pada November 2023-Juni 2024. Tahap kedua, diberikan sebesar 50% untuk periode Juli-Desember 2024.

PT Bank Mandiri menyebut, aturan PPN 0% untuk harga rumah di bawah Rp 2 miliar yang ditanggung oleh pemerintah bisa meningkatkan permintaan rumah dalam kategori ini.

Baca Juga: BSI Luncurkan Enam Produk Reksadana Syariah

Senior Executive Vice President Micro & Consumer Finance Bank Mandiri Josephus K. Triparakoso mengatakan, hal ini akan mengerek bisnis KPR bank karena akan meningkatkan permintaan rumah sehingga mendorong lebih banyak orang untuk mengajukan KPR.

"Selain itu, pemberian bantuan administratif bagi perumahan MBR sebesar 4 Juta juga diharapkan dapat meningkatkan permintaan MBR, khususnya produk KPR untuk MBR," ujar Josephus kepada kontan.co.id, Rabu (25/10).

Josephus menyebut, penyaluran KPR Bank Mandiri sampai dengan bulan Oktober 2023 masih didominasi dari pembelian rumah di bawah Rp 2 Miliar. Sejalan dengan mayoritas portofolio KPR Bank Mandiri yang didominasi pembelian rumah di bawah Rp 2 Miliar, hal tersebut juga terjadi pada penyaluran KPR dengan pengembang, dimana memang mayoritas pembelian rumah pada pengembang masih didominasi oleh first home buyer.

Untuk tahun 2023, utamanya di kuartal keempat 2023, Bank Mandiri akan terus mengejar pertumbuhan kredit KPR di double digit, yang utamanya berasal dari kategori rumah di bawah 2 miliar

"Bank Mandiri optimis penyaluran Mandiri KPR akan terus tumbuh positif hingga akhir tahun 2023. Sedangkan untuk target penyaluran di 2024, kami tetap menargetkan pertumbuhan double digit seperti tahun 2023," imbuhnya. 

Adapun per Agustus 2023, total penyaluran KPR Bank Mandiri tumbuh di kisaran 10% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. 

Tak berbeda, Direktur Consumer Bank PT Bank Tabungan Negara (BTN) Hirwandi Gafar mengatakan, stimulus yang akan diberikan Pemerintahan Presiden Joko Widodo tersebut menjadi angin segar bagi sektor perumahan.

“Kami mendukung dan mengapresiasi kebijakan positif Pemerintah untuk mendongkrak sektor perumahan, karena stimulus ini juga akan mempermudah masyarakat Indonesia memiliki rumah, terutama para Gen Z, milenial, dan masyarakat berpenghasilan rendah,” jelas Hirwandi, Rabu (25/10). 

Baca Juga: CIMB Niaga Luncurkan Sistem Kustodian Terbaru

Menurut Hirwandi, perhatian pemerintah terhadap sektor perumahan sangat tinggi karena sektor ini memiliki dampak multiplier effect terhadap 185 subsektor turunannya. Selain itu, sektor perumahan juga memiliki kontribusi yang signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja, menggunakan banyak produk lokal dan melibatkan banyak pihak sehingga diharapkan akan mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.

“Kontribusi sektor perumahan memang sangat tinggi karena sektor perumahan ini sangat padat modal, tenaga kerja yang dibutuhkan sekitar 500.000 pekerja untuk setiap 100.000 rumah yang dibangun dan menggunakan 90% bahan lokal,” katanya.

Hirwandi menyebutkan selain mempermudah masyarakat Indonesia membeli rumah, insentif ini juga bakal mendorong pencapaian target pertumbuhan kredit di Bank BTN. Hirwandi melanjutkan, stimulus dari Pemerintah tersebut juga akan meningkatkan penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) baik Non-subsidi maupun Subsidi yang menjadi motor utama pertumbuhan kredit di Bank BTN.

“Tahun ini dan tahun depan, kami membidik kredit tumbuh sekitar double digit,” tutur Hirwandi.

Hingga Agustus 2023, kredit KPR BTN tumbuh double digit sekitar 10,03% secara year on year (YoY) dengan total KPR yang telah disalurkan mencapai Rp 248,47 triliun. Pertumbuhan kredit masih ditopang oleh sektor perumahan terutama pembiayaan rumah subsidi. Dari jumlah debitur KPR, paling banyak yang mengambil KPR yakni, milenial.

Hingga akhir tahun, pihaknya juga menargetkan penyaluran KPR kurang lebih 220.000 unit yang akan disalurkan kepada masyarakat, khususnya untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) melalui penyaluran KPR Subsidi.

Sementara Lani Darmawan, Presiden Direktur Bank CIMB Niaga mengaku, hal ini merupakan kabar baik yang bisa pihaknya manfaatkan. 

"Mayoritas average ticket size KPR CIMB memang di bawah Rp 2 miliar," katanya.

Di samping itu, menurut Lani tinggal yang menjadi tantangan adalah suku bunga yang terdampak karena cost of fund yang tinggi. 

"Kami harap bisa di ambil keuntungan dari insentif pajak ini bagi nasabah," ucapnya.

Per Juni 2023 KPR CIMB Niaga tumbuh 4,8% mencapai Rp 42,30 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 40,36 triliun.

SVP Head of Research Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menilai, dengan adanya stimulus ini sangat bagus karena dapat meringankan dan bisa mendorong peningkatan KPR.

"Efeknya ke bisnis KPR akan baik, namun untuk mengerek penyaluran KPR perlu memperhatikan faktor lain juga seperti tren suku  bunga dan daya beli masyarakat, jadi insentif tersebut di kondisi saat ini andai berpengaruh, akan kecil," katanya.

Menurutnya, target penyaluran kredit KPR akan cenderung melambat di akhir tahun karena tren kenaikan suku bunga sepertinya masih akan berlanjut dan pemulihan daya beli masyarakat belum sepenuhnya kembali seperti sebelum pandemi covid-19. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×