kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bankir sebut beban bunga tahun ini akan lebih jinak


Kamis, 06 Februari 2020 / 21:19 WIB
Bankir sebut beban bunga tahun ini akan lebih jinak
ILUSTRASI. Simpanan nasabah di Bank: Teller menghitung uang nasabah di Bank OCBC NISP, Jakarta, Senin (11/2). Berdasarkan data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga akhir 2012 total simpanan masyarakat Indonesia mencapai Rp 3.277,15 triliun yang terdiri dari simpan


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati sempat menanjak di tahun 2019 lalu, perbankan optimistis di tahun 2020 beban bunga perbankan bakal lebih melandai. Penyebabnya yakni mayoritas perbankan sudah lebih aktif menjaring dana murah alias current account and saving account (CASA). Walhasil, biaya dana dipastikan bakal lebih bisa dikontrol.

PT Bank OCBC NISP Tbk misalnya mengamini bahwa tahun lalu beban bunga bank kian menanjak. Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja memandang hal ini disebabkan oleh baru menurunnya biaya dana di semester II 2019 pasca Bank Indonesia (BI) menurunkan tingkat bunga acuan.

"2020 diperkirakan tidak akan naik tinggi karena pertumbuhan dana diimbangi dengan penurunan bunga," katanya kepada Kontan.co.id, Kamis (6/2).

Baca Juga: MUFG catat kerugian JPY 25,7 miliar pada kuartal III-2019

Kendati kebijakan BI di awal 2020 ini lebih mempertahankan bunga acuan, Parwati meyakini dengan menggunakan strategi pricing dan peningkatan CASA tingkat beban bunga bakal lebih kecil.

Catatan saja, tahun lalu OCBC NISP mencatatkan beban bunga naik 20,77% secara year on year (yoy) dari Rp 5,84 triliun di 2018 menjadi Rp 7,05 triliun.

Senada, Wakil Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Herry Sidharta mengatakan tahun ini pihaknya meramal rasio biaya dana akan ada di level 3%-3,1%. Relatif lebih melandai dibandingkan posisi tahun lalu yang sempat di atas 3,2%.

Asumsi ini disebabkan oleh proyeksi suku bunga acuan BI 7 days reverse repo rate (7DRRR) bakalan turun sampai akhir 2020. "Ke depan kami memproyeksikan beban bunga juga cenderung turun," katanya.

Baca Juga: Antisipasi kegagalan restrukturisasi KRAS, BCA siapkan pencadangan sebesar 57%

Alih-alih menjaga beban bunga, pihaknya juga akan mendorong pertumbuhan rasio CASA hingga ke level 65%-67%.

Meski begitu, bank berlogo 46 ini tetap memberi isyarat bahwa beban bunga masih bisa tetap tinggi. Walhasil, perseroan tetap akan mengkaji secara berkala kondisi likuiditas dan persaingan dalam penghimpunan dana di sektor perbankan.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×