kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Bankir waspadai NPL kredit menengah komersial


Senin, 13 Februari 2017 / 10:40 WIB
Bankir waspadai NPL kredit menengah komersial


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Beberapa bank besar yang telah menerbitkan laporan keuangan 2016 mencatat realisasi rasio kredit bermasalah (NPL) sektor menengah komersial cukup tinggi. Lihat saja pada dua bank BUKU IV seperti BRI dan BNI.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) misalnya mencatat NPL sektor komersial sebesar 7,13% atau naik 22,51 bps secara tahunan atau year on year (yoy). Komposisi NPL sektor menengah BRI ini cukup kecil yaitu hanya 3,3% dari total kredit.

Berdasarkan laporan analyst meeting BRI pada kuartal IV-2016, tercatat NPL sektor menengah merupakan tertinggi dibandingkan dengan sektor lain. Sepanjang 2016, BRI tercatat telah melakukan restrukturisasi kredit menegah sebesar Rp 3,2 triliun. NPL sektor menengah BRI ini juga tercatat merupakan tertinggi dalam 5 tahun terakhir.

Nasib yang agak baik dicatat PT Bank Negara Indonesia Tbk. Tercatat NPL menengah komersial bank berkode BBNI ini pada akhir 2016 lalu sebesar 3,4%. Nilai ini naik dari kuartal III-2016 sebesar 3,3%.

Jika dilihat tahun lalu NPL menengah komersial ini mengalami penurunan 12,82 bps secara yoy. Pada 2016 pangsa porsi kredit menengah komersial BNI sebesar 7,59% dari total kredit.

NPL komersial ini pada 2016 lalu merupakan tertinggi kedua setelah NPL segmen bisnis kecil yang berada di angka 3,6%. Pada 2016 pangsa porsi kredit menengah komersial BNI sebesar 7,59% dari total kredit.

Putrama Wahyu Setyawan, Direktur Bisnis Menengah BNI mengatakan, pada tahun lalu sektor kredit menengah komersial terdiri dari 9 sektor di antaranya adalah perdagangan, pertaninan, real estate , transportasi, konstruksi listrik, tambang dan jasa sosial.

“Dari sembilan sektor kredit menengah komersial tersebut, delapan sektor kami mampu turunkan NPLnya,” ujar Putrama kepada KONTAN.

Satu sektor yaitu sektor manufaktur belum bisa diturunkan NPLnya pada 2016 karena ada salah satu industri kulit dimana salah satu pabrik sepatunya dipailitkan oleh kreditur lain.

Tercatat pada 2016 lalu BNI telah melakukan restrukturisasi terhadap kredit komersial sebesar Rp 8,6 triliun. Pada 2017, strategi BNI untuk menjaga kualitas kredit sektor menengah komersial adalah dengan fokus ke value chain nasabah korporasi. Diharapkan dengan semakin membaiknya ekonomi maka NPL sektor ini bisa menurun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×