kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bankir yakin biaya dana bisa terus turun, ini pendorongnya


Sabtu, 24 April 2021 / 11:05 WIB
Bankir yakin biaya dana bisa terus turun, ini pendorongnya


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

Tahun lalu, BTN memiliki produk tabungan mahal yakni Tabungan Prima dengan bunga lebih tinggi. Tahun ini, BTN mencoba mengganti produk ini dengan produk baru yakni Tabungan Investa dengan bunga yang lebih rendah. 

Tabungan Investa ini telah diluncurkan pada 23 Februari 2021. Hingga Maret, BTN sudah berhasil mengumpulkan dana Rp 3,6 triliun dari produk itu. "Pelan-pelan  kami akan menargetkan Rp 18 triliun dari produk ini sampai akhir tahun untuk menggantikan tabungan prima," kata Jasmin.

BTN juga akan meluncurkan tabungan bisnis pada Juli mendatang khusus bagi para pelaku usaha. Oleh karena itu, akan ada tiga produk yang akan jadi andalan perseroan mendorong peningkatan tabungan yakni BTN Batara, BTN Investa, dan Tabungan bisnis. 

Begitu pula di PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Dalam paparan kinerjanya, bank swasta terbesar di Indonesia itu membukukan CoF di level 1,16% per Maret 2021. Posisi tersebut turun 54 basis poin (bps) secara tahunan dan menjadi level terendah dalam satu tahun terakhir. 

Baca Juga: Mendekati batas waktu Mei, restrukturisasi Jiwasraya belum capai 100%, ini sebabnya

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan sejauh ini laju pertumbuhan dana masih cukup masif. Pihaknya mencatat, hingga kuartal I 2020 CASA meningkat sebesar 15,4% yoy mencapai Rp 655,8 triliun, berkontribusi bagi kenaikan total dana pihak ketiga yang sebesar 14,6% yoy menjadi Rp 849,4 triliun. 

Sementara itu, deposito berjangka meningkat 12,2% yoy menjadi Rp 193,6 triliun. Tingginya tingkat kepercayaan nasabah serta kuatnya franchise bisnis perbankan transaksi sebagai hasil pengembangan solusi digital secara konsisten, telah memperkokoh kontribusi CASA sebagai dana inti bank. 

Adapun, CASA berkontribusi sebesar 77,2% dari total DPK bank bersandi bursa BBCA tersebut. "CoF memang setiap saat bisa naik atau turun, dan itu tergantung dari kebijakan bunga acuan BI (BI 7-day reverse repo rate/7DRR)," kata Jahja. 

Menariknya, penurunan biaya dana tidak hanya terjadi di bank besar saja. Bank kecil menengah seperti PT BPD Sumatera Utara (Bank Sumut) pun mengalami hal serupa. Sekretaris Perusahaan Bank Sumut Syahdan Siregar membeberkan posisi CoF perseroan di kuartal I 2021 ada di level 3,51%. 

Walau tidak menjabarkan secara rinci, Syahdan bilang posisi itu sejatinya sudah turun signifikan. Ke depan, sejalan dengan tren menurunnya suku bunga acuan maka tingkat CoF sejatinya masih bisa ditekan.  "Selain itu Bank Sumut saat ini juga gencar memburu dana murah tabungan dengan peningkatan produk dan layanan," pungkasnya. 

Selanjutnya: Pandemi dan e-commerce bikin transaksi mobile banking dan fintech payment melesat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×