Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perebutan likuiditas tengah terjadi di industri perbankan. Nampaknya, bank tak bisa lagi hanya memanfaatkan simpanan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan likuiditas.
Seperti diketahui, saat ini rasio likuiditas perbankan yang tercermin dalam Loan to Deposit Ratio terus meningkat yang berarti mengetat.
Per Oktober 2024, rasio LDR sudah mencapai 87,5%, naik dari periode sama tahun sebelumnya yang baru di level 84,19%.
Baca Juga: Rasio Likuiditas Mulai Mengetat, Rasio LDR Naik Jadi 87,5% per Oktober 2024
Di sisi lain, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) mengalami perlambatan menjadi 6,74% secara tahunan. Pada September lalu tercatat pertumbuhannya sebesar 7,04% secara tahunan.
Analis Pefindo Danan Dito mengungkapkan likuiditas memang utamanya berasal dari DPK. Namun, jika tak mencukupi untuk ekspansi kredit, penerbitan obligasi bisa jadi pilihan terutama yang domestik.
Oleh karenanya, prospek penerbitan surat utang memang sedikit lebih tinggi di tahun depan. Terlebih likuiditas bank memang sudah hampir mendekati 90%.
“Namun itu sebenarnya belum setinggi sebelum pandemi di 95%,” ujar Dito, Jumat (13/12).
Sementara itu, Dito menjelaskan dari mandat yang diterima Pefindo hingga 29 November 2024, akan ada 2 perbankan yang menerbitkan surat utang. Nilainya mencapai sekitar Rp 3 triliun.
Baca Juga: Bankir Keluhkan Likuiditas Ketat, BI Tegaskan Masih Longgar
“Bisa saja itu direalisasikan tahun depan,” ujarnya.
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menjadi salah satu yang memastikan akan menerbitkan surat utang di tahun depan. Bagaimana tidak, rasio LDR BTN saja sudah mencapai 96% di September 2024.
Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu bilang untuk tahun 2025, pihaknya sudah merencanakan penerbitan beberapa obligasi. Namun, ia tak menyebutkan berapa target nilai yang ditentukan.
“Itu tentu menunggu keputusan kuota FLPP di tahun depan karena ini kan untuk likuiditas program itu juga,” ujar Nixon, Kamis (12/12).
Yang paling dekat, Nixon bilang akan menerbitkan satu global bonds terlebih dahulu. Rencananya itu akan dilakukan pada periode kuartal I-2025.
“Termasuk juga beberapa sekuritisasi yang mungkin lebih masif dilakukan tahun depan,” tambahnya.
Baca Juga: Biaya Dana yang Tinggi akan Menekan Profitabilitas Perbankan hingga Akhir Tahun
Sementara itu, Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldy bilang tahun depan pihaknya juga berencana menerbitkan obligasi.
Dalam hal ini, obligasi tersebut bersifat PUB atau Penawaran Umum Berkelanjutan yang bisa dilakukan sepanjang dua tahun ke depan.
“Nilai dan waktunya kami akan melihat kondisi pasar dan likuiditas di tahun 2025,” ujarnya.
Bank BJB menjadi salah satu bank yang rajin menerbitkan obligasi tahun ini. Sebelumnya, di pertengahan tahun 2024 ini, bank daerah asal Jawa Barat ini sudah menerbitkan obligasi subordinasi senilai Rp 1,44 triliun.
Di kuartal akhir 2024 ini, pihaknya juga akan menerbitkan obligasi. Adapun, obligasi yang diterbitkan adalah obligasi yang berorientasi berkelanjutan dengan nilai Rp 1 triliun untuk kemudian disalurkan pada kegiatan yang berorientasi pada ESG.
Selanjutnya: Jasindo Perkenalkan Produk Asuransi Perjalanan Sambut Nataru 2024
Menarik Dibaca: Hujan Turun Merata di Siang Hari, Ini Prediksi Cuaca Besok (14/12) di Jawa Timur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News