kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Banyak Konglomerat Masuk, Bisnis Dompet Digital Masih Menggiurkan?


Kamis, 11 Agustus 2022 / 19:55 WIB
Banyak Konglomerat Masuk, Bisnis Dompet Digital Masih Menggiurkan?
ILUSTRASI. Sebuah gerai memfasilitasi pembayaran menggunakan dompet digital di sebuah Mal du Depok, Jawa Barat, Selasan(10/05/2022). KONTAN/Baihaki/10/5/2022


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis dompet digital yang masih seumur jagung dan belum terlihat untung tampaknya masih menjadi magnet bagi konglomerasi grup untuk masuk ke dalamnya.

Memang, dompet digital sudah menjadi alternatif baru bagi masyarakat untuk melakukan transaksi. Hasil riset Deal Street Asia kepada lebih dari 1.000 UMKM di sejumlah provinsi di Indonesia, yang menunjukkan bahwa saat ini dompet digital merupakan metode pembayaran kedua yang paling digemari, setelah uang tunai, oleh para konsumen bisnis UMKM masing-masing sebesar 25% dan 72%.

Konglomerasi yang masuk dalam bisnis dompet digital ini ialah Sinar Mas bersama Lazada dengan berinvestasi di DANA yang saat ini memiliki lebih dari 115 juta pengguna di seluruh Indonesia dan mengolah rata-rata lebih dari 10 juta transaksi harian.

Selain itu, ada juga Grup Astra yang tahun lalu masuk ke bisnis dompet digital dengan membuat Astrapay.  Di separuh pertama tahun ini, transaksinya telah meningkat hampir 30 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga: OJK Bakal Atur Bunga Pinjaman Fintech, Pelaku Industri Usul Bunga Naik Jadi 0,6%

“AstraPay optimis bisa mencetak GTV lebih dari Rp 20 miliar di akhir tahun 2022 ini,” ujar Chief Marketing Officer AstraPay Reny Futsy Yama.

Melihat banyaknya konglomerasi masuk bisnis ini, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Nailul Huda bilang terbentuknya ekosistem sangat diperlukan dalam bisnis dompet digital.

Menurutnya, selama ini DANA memang masih belum bisa membentuk ekosistem yang unggul seperti pesaingnya, Gopay ataupun ShopeePay. Jika ekosistem tak segera terbentuk di DANA, Huda bilang dompet digital ini akan berada di bawah dari pemain lainnya.

“Saya rasa masih sulit bersaing si DANA,” ujar Huda.

Sementara itu, Huda menyebut bahwa masuknya Sinar Mas maupun Lazada sejatinya masih kurang untuk membentuk ekosistem yang kuat. Ia melihat ada peluang untuk DANA menambah ekosistem yang memiliki layanan pesan antar makanan.

Baca Juga: Ini Strategi BTN Memenuhi Kebutuhan Tenaga Kerja di Bidang IT

Dari sisi Lazada maupun Sinar Mas, Huda berpendapat bahwa konglomerasi ini mencoba melihat potensi dari DANA masih bisa berkembang meskipun sulit bersaing. 

“Selain itu, Lazada saat ini kan peringkat 3 mengalahkan Bukalapak, pasti butuh dompet digital untuk melengkapi ekosistemnya,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×