Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Bank Central Asia (BCA) mencatatkan adanya peningkatan permintaan kredit take over untuk produk kredit pemilikan rumah (KPR). Tren ini mencerminkan semakin tingginya minat masyarakat untuk memindahkan fasilitas pembiayaan rumah mereka ke BCA.
Executive Vice President (EVP) Consumer Loan BCA, Welly Yandoko pun mengamini, dengan adanya awareness masyarakat yang semakin luas mengenai KPR take over serta promo yang ditawarkan oleh bank, membuat adanya peningkatan tren permintaan take over.
"Salah satu pertimbangannya memang disebabkan adanya kenaikan angsuran yang signifikan karena perpindahan dari suku bunga fixed ke floating," kata Welly kepada kontan.co.id, Jumat (26/9).
Baca Juga: MyBCA dan BCA Mobile Sempat Error, Ini Penjelasan BCA
Menurut Welly, di BCA, kondisi suku bunga floating KPR cukup stabil sejak sekitar 10 tahun terakhir di angka 11%, hal ini menurut Welly seharusnya membuat debitur existing KPR BCA sudah memperkirakan kenaikan cicilan yang disebabkan oleh perpindahan suku bunga fixed ke floating ini sehingga mengurangi kemungkinan adanya permintaan take over ke bank lain.
Welly menuturkan, sejauh ini, permintaan nasabah yang mengalihkan pinjaman dari bank lain ke KPR BCA relatif masih kecil, namun memang cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
"Outstanding take over di Agustus 2024 sebesar Rp 6,49 triliun, adapun outstanding take over Agustus 2025 sebesar Rp 8,36 triliun. Sehingga permintaan takeover meningkat 28,8% yoy," jelas Welly.
Sedangkan kata Welly, untuk jumlah KPR di BCA yang melakukan pelunasan karena pindah ke bank lain, angkanya jauh lebih kecil lagi.
"Namun, melihat semakin pesatnya informasi mengenai take over di berbagai social media maupun campaign dari beberapa bank, membuat kemungkinan permintaan take over akan makin meningkat di masa yang akan datang," katanya.
Beberapa strategi yang dilakukan oleh KPR BCA untuk mengatasi hal tersebut, seperti pada saat penawaran, KPR BCA selalu memberikan informasi di depan kepada nasabah mengenai pemberlakuan bunga dan besaran angsuran yang harus dibayarkan.
Termasuk bila suku bunga fixed berakhir dan berubah ke suku bunga floating, sehingga nasabah bisa mengantisipasi di awal bila terjadi perubahan besaran angsuran.
Selain itu, jika ada nasabah yang tidak ingin mengalami kenaikan angsuran yang cukup signifikan pada saat perpindahan bunga fix ke floating, maka dapat memilih jenis suku bunga fixed berjenjang dari KPR BCA yang menawarkan kenaikan suku bunga secara bertahap untuk jangka waktu yang panjang sampai dengan 10 tahun.
"Untuk debitur existing yang memiliki kecenderungan pindah ke bank lain, kami akan melakukan konsultasi mendalam untuk mengetahui alasan debitur tersebut ingin pindah," tambahnya.
Bank ini membukukan pertumbuhan KPR 8,4% secara tahunan (yoy) menjadiRp 137,6 triliun di semester I-2025.
Baca Juga: BCA Digital Mengkaji Potensi Produk Investasi Emas
Selanjutnya: Cegah Keracunan, Presiden Prabowo Wajibkan Dapur MBG Punya Alat Uji Makanan
Menarik Dibaca: Pasar Memantul Naik, MYX Finance Melaju ke Puncak Kripto Top Gainers
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News