kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Begini strategi Bank BJB Syariah mengarungi bisnis di tahun 2020


Selasa, 21 Januari 2020 / 16:01 WIB
Begini strategi Bank BJB Syariah mengarungi bisnis di tahun 2020
ILUSTRASI. Ilustrasi Syariah. Bank BJB Syariah siapkan strategi untuk mengarungi bisnis di tahun 2020. KONTAN/Muradi/2018/06/05


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank BJB Syariah mencatatkan pertumbuhan positif sepanjang tahun 2019. Bahkan Bank BJB Syariah berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bruto pada akhir tahun yang signifikan yakni sebesar Rp 42,09 miliar secara unaudited. 

Tren positif tersebut diharapkan dapat terus berlanjut hingga akhir tahun 2020. Untuk itu serangkaian strategi telah dan tengah dijalankan untuk mengarungi tahun 2020. Salah satunya adalah dengan tetap fokus pada segmen konsumer. 

Baca Juga: Banyak kasus, DPR buka peluang pengembalian fungsi OJK ke BI dan Bapepam LK

Direktur Utama Bank BJB Syariah Indra Falatehan menilai bahwa potensi pengembangan ekonomi syariah di Jawa Barat sangat besar. Pandangan tersebut didasarkan pada banyaknya penduduk Muslim di Jabar serta didukung jumlah pesantren yang banyak.

Saat ini, provinsi Jabar berada pada peringkat pertama sebagai daerah dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di Indonesia. Satu alasan yang menjadikan sistem ekonomi berbasis syariah berpotensi besar untuk dapat tumbuh berkembang di Jawa Barat.

"Potensinya besar (bagi ekonomi syariah di Jabar) karena kesadaran masyarakat untuk beragama terutama Muslim semakin besar. Itu potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan," ujar Indra dalam keterangannya, Selasa (21/1).

Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan ekonomi syariah di Jabar terus memperlihatkan tren positif. Kini, Jabar menduduki peringkat kedua secara nasional setelah Jakarta terkait pertumbuhan pada sektor ekonomi syariah. 

Baca Juga: Banyak masalah, Komisi XI DPR bentuk panja pengawasan internal jasa keuangan

Beberapa objek potensial yang dapat digarap pasar syariah adalah fenomena banyaknya lembaga pendidikan berbasis Islam di Jabar. Menurut catatan Kementerian Agama tahun 2019, total jumlah pesantren di Indonesia sebanyak 30.000 dan 32% di antaranya berada di Jabar. 

Artinya Jabar hadir sebagai daerah dengan pesantren terbanyak di Indonesia. Terlebih, menurut data yang dihimpun Bank Indonesia menunjukkan bahwa, setiap pesantren di Jabar memiliki jumlah santri sekitar 500 orang. 

Kenyataan tersebut menunjukkan pesantren di Jabar dapat dijadikan sebagai lembaga ekonomi alternatif dalam upaya pemberdayaan masyarakat berbasis syariah. 

Selain itu, beberapa program Pemerintahan Provinsi Jawa Barat terfokus pada pemberdayaan pesantren, salah satu program One Product One Pesantren (OPOP) yang akan berjalan selama lima tahun ke depan sesuai arahan Gubernur Jabar Ridwan Kamil.

Selain pesantren, pasar ekonomi syariah lain yang dapat digarap adalah pemberangkatan haji dan umrah. Mengingat, lagi-lagi Jabar hadir sebagai daerah dengan basis jemaat haji terbesar di Indonesia. Bahkan angka pemberangkatan haji serta umroh terus memperlihatkan tren peningkatan dari tahun ke tahun. 

Meningkatnya tren haji dan umrah dipengaruhi adanya experience spending. Fenomena ini terbentuk akibat daya beli masyarakat yang semakin membaik dan meningkatnya minat beribadah serta gaya hidup. 

"Pemberangkatan haji atau umrah di Jabar naik terus dari tahun ke tahun. Itu potensi besar bagi perbankan syariah BPS BPIH," ujar Indra.

Baca Juga: Inovasi keuangan digital dikhawatirkan perbesar potensi pendanaan terorisme

Walau perkembangan industri keuangan syariah semakin menunjukkan tren peningkatan, terutama pada tahun 2019. Namun, dari sisi market share masih perlu ditingkatkan. Wajar, karena ekonomi syariah melawan sesuatu yang bergerak. 

Artinya jika ekonomi syariah ingin terus berkembang maka harus tumbuh lebih besar dari konvensional. Namun, adanya kelebihan likuiditas yang dialami perbankan pada tahun 2020 diprediksi dapat meningkatkan perkembangan ekonomi syariah. Hal tersebut sejalan dengan peningkatan ekonomi Indonesia. 

Sementara kini, di tengah kondisi ekonomi yang diprediksi belum stabil, Bank BJB Syariah akan lebih selektif menyalurkan pembiayaan. Tujuannya agar kualitas pembiayaan dapat terjaga. 

Hingga November 2019, perseroan telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 5,51 triliun dengan pertumbuhan 2,22% (yoy). Sementara DPK berhasil terhimpun Rp 6,16 triliun dengan pertumbuhan 17,07% (yoy).

Baca Juga: Ingin mengajak anak mulai menabung? Simak dulu tips dari para financial planner

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×