kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini upaya bank swasta menggarap bisnis kredit UMKM di tengah pandemi


Kamis, 15 April 2021 / 18:58 WIB
Begini upaya bank swasta menggarap bisnis kredit UMKM di tengah pandemi
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi keuangan di Bank Central Asia (BCA) BSD Tangerang Selatan, Jumat (3/4). ./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/03/04/2020.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit UMKM lebih banyak disalurkan oleh bank pelat merah. Maklum, bank Himbara mendapatkan tugas dari pemerintah untuk mengoptimalkan kredit ini. 

Kendati demikian, bank swasta tidak mau ketinggalan menyalurkan kredit bagi para pelaku usaha kecil. Berbagai strategi dilakukan agar penyaluran bisa tetap dilakukan di tengah pandemi Covid-19 yang belum usai. 

PT Bank Central Asia Tbk misalnya menggelar BCA UMKM Fest yang membantu mendigitalisasikan para UMKM  hingga menjembatani untuk peluang ekspor.  Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja bilang pada gelaran ini, BCA menyediakan platform bagi UMKM untuk bisa berjualan. 

Baca Juga: Optimalkan layanan perbankan, Indonesia Financial Group gandeng Bank BTN

Tak hanya itu, BCA juga bekerja sama dengan dua perusahaan logistik untuk mendukung pengiriman produk UMKM yang dijualbelikan. Jahja berharap hal ini bisa membuat omzet penjualan UMKM naik hingga siap kembali menyerap kredit perbankan. 

“Sepinya kredit UMKM karena mereka tidak bisa jualan. Kalau tidak bisa jualan iya butuh modal kerja? Apa iya butuh investasi atau tambah toko? Kan tidak. Tapi ketika kita berikan sarana bagi UMKM agar omzet meningkat, maka ada usaha, sehingga bisnis menggeliat sehingga ekspor,” ujar Jahja secara virtual pada Kamis (15/4).

Direktur BCA Santoso Liem menambahkan selama pandemi bagi UMKM yang memiliki kredit dan mengalami kesulitan bisa mengajukan keringanan ke bank. Sedangkan bagi UMKM yang belum punya kredit maka perlu untuk meningkatkan bisnisnya. 

“Dengan adanya partisipasi UMKM pada kegiatan ini, BCA akan pantau dan dekati oleh teman-teman di cabang. Supaya pada saat bisnis UMKM tumbuh, maka mereka akan butuh solusi perbankan termasuk kredit, di situ maka bersama kita apakah akan kebutuhan kredit investasi atau kredit jangka pendek seperti time loan. Atau modal kerja,” tutur Santoso. 

Ia berharap, hal ini bisa membantu UMKM bisa tetap tumbuh di tengah pandemi. Sepanjang tahun 2020, kredit komersial dan UKM BCA menurun 7,9% YoY menjadi Rp 186,8 triliun,

Baca Juga: Bank Indonesia imbau perbankan turunkan bunga kredit dan salurkan kredit UMKM

Adapun PT Bank OCBC NISP Tbk juga melakukan pendampingan bagi para UMKM. Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja menyatakan UMKM akan terus menjadi core nasabah yang akan terus di bina ke depannya. 

“Kita lihat kondisi pandemi, segmen yang paling terdampak parah adalah UMKM. Kita lihat perlambatannya terlihat sekali. Kami lihat pertumbuhannya pada 2020 sangat minim. Upaya kita untuk itu, kita lihat peran bank hanya sebagai pembiayaan, tapi juga pembekalan dan pengembangan UMKM,” jelas Parwati.

Ia melihat saat ini seluruh sektor UMKM cukup potensial dan tersebar cukup merata. Hal ini lantaran bisnis UMKM cukup terdorong oleh kehadiran e-commerce di tengah pandemi.

“Kami optimis UMKM akan lebih baik dan cepat. Rasio kredit UMKM 16%, ini tetap tetap optimis ini akan menjadi satu core nasabah yang akan kami bina,” tambahnya. 

Guna menggairahkan dunia usaha, Bank Indonesia (BI) telah melakukan penurunan suku bunga acuan sebesar 150 basis poin (bps) menjadi 3,5%. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan suku bunga itu terendah sepanjang sejarah.

Selain itu, Bank Indonesia juga telah melakukan injeksi likuiditas senilai Rp 792 triliun. Sehingga likuiditas perbankan berlebih. 

“Sudah saatnya, perbankan memenuhi ajakan kami untuk menurunkan suku bunga kredit. Sudah saatnya mengucurkan kredit ke dunia usaha termasuk dan utamanya kepada UMKM. Ini sangat diperlukan untuk mendukung pemulihan ekonomi,” ujar Perry secara virtual pada Kamis (15/4). 

Data Bank Indonesia menunjukkan kredit ke sektor UMKM masih minus 2,7% yoy hingga Februari 2021 menjadi Rp 1.010,3 triliun. Skala usaha mikro mengalami koreksi paling dalam hingga 23,6% yoy menjadi Rp 210 triliun, sedangkan kredit usaha kecil tumbuh 4,3% yoy menjadi Rp 343,1 triliun. Lalu kredit usaha menengah tumbuh 5,2% yoy menjadi Rp 457,2 triliun. 

Baca Juga: Pengajuan KPR di BCA meningkat pada kuartal I, salah satunya ditopang insentif PPN

Selain itu, Perry juga meminta agar perbankan ikut berperan dalam melakukan pemberdayaan UMKM baik secara produksi, keuangan, SDM, hingga pemasaran. Ia juga menghimbau agar perbankan terus melakukan digitalisasi sistem pembayaran dan UMKM. 

“Mari kita digitalisasi perbankan, kita digitalisasikan sistem pembayaran, kita digitalisasi UMKM. Sehingga UMKM bisa memasarkan produknya melalui platform digital. BI bersama perbankan juga menggalakkan QRIS yang semakin banyak digunakan UMKM. Inshallah bisa menjadi 12 juta merchant khususnya UMKM yang tersambung,” papar Perry. 

Bos bank sentral juga mengajak agar semua masyarakat membelikan produk dalam negeri terkhusus UMKM. Ia menghimbau agar menyukseskan kampanye Bangga Buatan Indonesia dengan membeli dan memakai produk UMKM lokal.

Selanjutnya: BNI alokasikan uang kartal Rp 12,91 triliun per minggu sepanjang Ramadan 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×