kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.650.000   29.000   1,79%
  • USD/IDR 16.349   90,00   0,55%
  • IDX 7.073   43,40   0,62%
  • KOMPAS100 1.037   7,79   0,76%
  • LQ45 810   -1,46   -0,18%
  • ISSI 212   1,87   0,89%
  • IDX30 422   0,11   0,03%
  • IDXHIDIV20 506   -1,11   -0,22%
  • IDX80 117   0,24   0,20%
  • IDXV30 121   0,19   0,16%
  • IDXQ30 138   -0,30   -0,22%

Melihat Pergerakan Saham Bank-bank Milik Investor Asing Pasca Penuhi Free Float


Jumat, 27 Desember 2024 / 19:45 WIB
Melihat Pergerakan Saham Bank-bank Milik Investor Asing Pasca Penuhi Free Float
ILUSTRASI. Bank-bank yang dikendalikan investor asing telah memenuhi ketentuan free float minimal 7,5%. Harga sahamnya ikut naik. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank-bank yang dikendalikan investor asing telah memenuhi ketentuan free float minimal 7,5%. Seiring dengan itu pergerakan harga saham sejumlah bank tersebut mengalami tren kenaikan jika dibandingkan sebelum memenuhi free float. 

PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) misalnya, tren pergerakan harga saham bank milik investor asal Malaysia ini terus mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelum pemenuhan free float. Saham BNGA pada perdagangan Jumat (27/12) ditutup di zona hijau, naik 0,88% ke level Rp 1.725 per saham.

Asal tahu saja, CIMB Niaga pada awal tahun 2024 telah melakukan private placement untuk menambah kepemilikan publik atas saham BNGA. 

Baca Juga: Bank-bank yang Dikendalikan Investor Asing Beberkan Target Kredit di 2025

Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan menyampaikan, setelah pemenuhan ketentuan free float, pihaknya belum berencana menambah rasio free float lagi di tahun depan. 

"Saat ini belum ada," ungkapnya kepada Kontan.

Tak jauh beda, bank milik investor asing lainnya, PT Bank of India Indonesia Tbk (BSWD) juga belum memiliki rencana untuk menambah rasio free float bank dari yang saat ini sebesar 9,04%.

Direktur Utama PT Bank of India Indonesia Tbk, Jayaprakash Bharathan menyampaikan pihaknya akan memfokuskan untuk strategi bisnis di 2025 dengan pencadangan yang kuat dan juga melakukan pengembangan platform digitalnya untuk menjaring nasabah segmen ritel yang lebih besar.

Yang terbaru ada PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS) yang telah memenuhi saham free float yang diumumkan pada akhir November 2024. Sehingga kepemilikan publik atas saham AGRS sebesar 8,51%. 

Adapun jika melihat pergerakan sahamnya pasca terpenuhinya free float adalah cenderung turun. Saham AGRS pada perdagangan Jumat (27/12) ditutup di harga Rp 73, tercatat stagnan.

Direktur Kepatuhan IBK Bank, Alexander Frans Rori, mengatakan dengan terpenuhinya peraturan ini, pihaknya berharap saham AGRS akan semakin likuid.

"Harapannya saham IBK Bank Indonesia akan semakin likuid dan keinginan investor untuk berinvestasi di IBK Bank meningkat," ungkap Alex belum lama ini.

Sementara itu PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) pada Oktober 2023 lalu juga telah memenuhi ketentuan saham free float, sehingga per November 2024 jumlah kepemilikan publik atas saham BDMN sebesar 7,53%. 

Adapun tren pergerakan harga saham BDMN semenjak terpenuhinya ketentuan free float, cenderung mengalami penurunan. 

Baca Juga: Kinerja Indeks BUMN20 Masih Merah, Simak Rekomendasi Saham Konstituennya

Tercatat, pergerakan saham BDMN berada di zona merah pada penutupan perdagangan Jumat (27/12), turun 1,95% dengan harga penutupan Rp 2.510 per saham.

Prospek Saham Bank Milik Asing Pasca Free Float

Analis menilai, ketentuan free float yang ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia yang sebesar 7,5% semata-mata agar performa pergerakan saham bank-bank tersebut menjadi lebih baik lagi.

"Tujuannya juga untuk meningkatkan likuiditas bank tersebut, dan menarik minat investor retail untuk mempertimbangkan mengakumulasikan saham-saham tersebut," ungkap Nafan Aji Gusta, Senior Analyst Investment Information Mirae Asset Sekuritas, kepada Kontan, Jumat (27/12) 

Di sisi lain, Nafan menyebut investor saham juga dituntut untuk lebih selektif terhadap saham-saham tersebut dengan mempertimbangkan fundamentalnya, good governance, serta prospek bisnisnya ke depan.

Nafan merekomendasikan saham BNGA di harga Rp 1.745. Hal ini mengingat kinerja CIMB Niaga yang selalu konsisten dalam mendorong pertumbuhan bisnisnya, selain itu bank ini juga aktif melakukan inovasi produk dan melakukan pengembangan fitur platform digitalnya.

Baca Juga: Menilik Prospek Sejumlah Emiten yang Masih Antre IPO pada Akhir Tahun 2024

Di sisi lain, Reza Priyambada, Direktur Reliance Sekuritas Indonesia menyampaikan secara umum saham-saham emiten perbankan masih menarik, mengingat meskipun dengan berbagai tantangan ekonomi global yang ada, kinerja perbankan masih dapat terjaga sepanjang bank-bank tersebut dapat menyesuaikan bisnisnya dengan kondisi yang ada. 

"Penambahan fitur-fitur layanan, upgrade system dan apps, serta menjaga pelayanan kepada masyarakat kiranya dapat menjaga performance dari bank. Prospek pun saya rasa juga menarik untuk dicermati," ungkapnya kepada Kontan.

Lebih lanjut Reza menyebut dengan upaya perbaikan kinerja untuk tingkat kolektabilitas dan menjaga risiko serta rasio yang ada, ia menyebut kinerja bank dapat tetap terjaga di tahun 2025.

Reza merekomendasikan saham BNGA, dan NISP.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×