kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.905.000   3.000   0,16%
  • USD/IDR 16.450   0,00   0,00%
  • IDX 6.832   16,22   0,24%
  • KOMPAS100 991   5,82   0,59%
  • LQ45 767   3,97   0,52%
  • ISSI 217   0,70   0,32%
  • IDX30 399   1,92   0,48%
  • IDXHIDIV20 473   -0,50   -0,11%
  • IDX80 112   0,65   0,59%
  • IDXV30 115   0,56   0,49%
  • IDXQ30 131   0,39   0,30%

Bersiap Jaga Kualitas Kredit, Pencadangan Bank Ditingkatkan


Senin, 05 Mei 2025 / 19:32 WIB
Bersiap Jaga Kualitas Kredit, Pencadangan Bank Ditingkatkan
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di kantor cabang Bank Mandiri Jakarta, Senin (28/8/2023). Sepanjang paruh pertama 2023, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melaporkan telah menjamin 99,94% dari total rekening nasabah bank umum atau setara 520,52 juta rekening hingga Juni 2023./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/28/08/2023.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya berjaga-jaga tengah dilakukan perbankan, terlebih dalam menjaga kualitas kredit. Hal tersebut tercermin dalam peningkatan beban provisi yang pada akhirnya juga meningkatkan biaya kredit atau kerap dikenal cost of credit.

Adapun, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi yang salah satu mengalami peningkatan itu. Bahkan, beban pencadangan ini menjadi salah satu penyebab laba BRI mengalami penurunan hingga 14% secara tahunan (YoY).

Pada tiga bulan pertama tahun 2025 ini, biaya kredit tahunan BRI berada di level 3,5% dan ini berada di atas target kisaran  3,0% – 3,2%. Ini sejalan dengan beban provisi yang juga meningkat hingga 14,6% YoY menjadi Rp 12,27 triliun.

Baca Juga: Bank Naikkan Pencadangan Hadapi Risiko Pemburukan Kualitas Kredit

Selanjutnya, ada PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang mengalami peningkatan biaya kredit, baik itu secara tahunan maupun kuartalan menjadi 0,5% per Maret 2025. Di mana, pada posisi Maret 2024 ada di level 0,4%, sementara di Desember 2024 ada di level -0,1%.

Ini juga sejalan dengan beban provisi BCA yang juga menanjak hingga 18,2% YoY menjadi Rp 1 triliun. Sebagai perbandingan, pada periode sama tahun sebelumnya, beban provisi BCA senilai Rp 900 miliar.

Tak mau kalah, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga mengalami kenaikan biaya provisi sekitar 8,31% YoY menjadi Rp 3,89 triliun. Jika dibandingkan secara kuartalan, biaya provisi bank berlogo pita emas ini naik signifikan hingga 62,6%.

Hal tersebut turut membuat biaya kredit bank berlogo pita emas ini naik secara kuartalan dari 0,55% di Desember 2024 menjadi 0,88% di Maret 2025. Namun, capaian tersebut menurun jika dibandingkan secara tahunan dari posisi Maret 2024 di level 1,05%.

Direktur Manajemen Risiko BRI Mucharom mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya sedang mereview kembali framework risk management. Terlebih, pihaknya ingin menjaga kualitas pembiayaan UMKM yang memang memiliki kontribusi besar di portofolio kredit mereka.

Ia menyadari saat ini ada tantangan seperti potensi perlambatan konsumsi rumah tangga. Oleh karenanya, Mucharom bilang BRI tak hanya menerapkan pendekatan yang tumbuh tapi tetap selektif untuk memastikan keberlanjutan ke depan.

Baca Juga: Beban Pencadangan Bank Masih Berpotensi Naik Tahun Ini

“Kami juga perkuat fungsi monitoring sehingga mengetahui kondisi nasabah dan juga antisipasi jika terjadi potensi pemburukan,” ujarnya.

Corporate Secretary Bank Mandiri M Ashidiq Iswara menyadari bahwa pihaknya selalu mencermati perkembangan dinamika makro ekonomi baik secara global maupun domestik. Untuk itu, pihaknya terus melakukan monitoring secara intens terhadap portfolio kredit eksisting dan sebagai langkah preventif, kami menerapkan pembiayaan yang lebih selektif.

Sementara itu, dari sisi sektoral, Ashidiq bilang secara umum tetap solid di mana pihaknya terus menarget sektor-sektor yang prospektif dan resilien. Ke depannya, Ia memastikan akan terus melakukan pendekatan intensif dan langkah-langkah penanganan yang prudent agar risiko tetap terkelola dengan baik dan didukung oleh penguatan sistem early warning dan pengelolaan portofolio secara proaktif.

“Langkah ini diharapkan dapat membantu menjaga rasio NPL di level yang sehat dan mendukung stabilitas kinerja bisnis,” tandasnya.

Baca Juga: Tekanan Beban Pencadangan BRI Mulai Mengendur di Februari 2025

Selanjutnya: Realisasi Hapus Tagih Utang UMKM Masih Minim, Ini Penjelasan Perbankan

Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (6/5): Cerah hingga Diguyur Hujan Ringan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×