kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BI ingin pangsa pasar perbankan syariah tembus 30%


Kamis, 06 November 2014 / 09:05 WIB
BI ingin pangsa pasar perbankan syariah tembus 30%
ILUSTRASI. Sebelum Tukar Valas, Tengok Kurs Dollar-Rupiah di Bank Mandiri Hari Ini Rabu (24/5)./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/14/12/2022.


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dessy Rosalina

SURABAYA. Predikat negara muslim terbesar di dunia diyakini otoritas menjadi modal utama untuk membesarkan perbankan syariah. Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kompak bercita-cita mendorong pertumbuhan pangsa pasar keuangan syariah. 

Agus D.W. Martowardojo, Gubernur BI, menilai, ekonomi syariah memiliki potensi untuk terus berkembang. “Secara jangka panjang, perbankan atau ekonomi syariah harus bisa mencapai 30% dibandingkan total pembiayaan keuangan yang ada,” ujar Agus, Rabu (5/11). Sebagai gambaran, pembiayaan perbankan syariah masih mungi.

Pangsa pasar perbankan syariah hanya 5,5% atau sebesar Rp 193,98 triliun per Agustus 2014, terhadap totak kucuran kredit bank umum yang mencapai Rp 3.522,37 triliun per Agustus 2014. Menurut Agus, pangsa pasar keuangan syariah bisa membesar dengan cara memperluas pengetahuan tentang ekonomi syariah. “BI juga membantu dari sisi moneter syariah supaya lebih efisien pengelolaan dana di ekonomi syariah,” imbuh dia. 

Muliaman D, Hadad, Ketua Dewan Komisioner OJK, menambahkan, ruang tumbuh perbankan syariah masih besar. Namun, ekspansi pembiayaan syariah terkendala kapasitas aset yang terbatas. Aset mini inilah yang menghadang  perbankan syariah jor-joran membiayai kredit.

Saat ini, aset perbankan syariah sebesar Rp 252,20 triliun atau 5,01% terhadap total aset perbankan umum yang mencapai Rp 5.026,82 triliun per Agustus 2014. “OJK akan membuat produk syariah yang dapat di-bundling dengan saluran distribusi yang dapat dimanfaatkan bersama,” ucap Muliaman.

Kendati memiliki potensi jumbo, nasib perbankan syariah masih terkendala perlambatan ekonomi dan likuditas ketat. Edy Setiadi, Ketua Departemen Perbankan Syariah OJK, memperoyeksikan, pembiayaan perbankan syariah tumbuh 14%-15% pada tahun 2015. Sementara dana pihak ketiga (DPK) naik 16%-17%. Agus Handaya, Direktur Bank Syariah Mandiri (BSM), membidik DPK tumbuh 13%-15%, lebih tinggi dari tahun ini yang naik 5,75%.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×