Reporter: Annisa Aninditya Wibawa |
JAKARTA. Pendapatan komisi atau fee based income dari international trade finance PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) melonjak hingga 86% dari Rp 172 miliar menjadi Rp 320 miliar pada akhir 2012.
"Ini dari transaksi ekspor impor," jelas Direktur Keuangan BRI, Ahmad Baiquni, Kamis, (28/2).
Ia menyebut, bisnis trade finance tersebut dominan pada impor. Sedangkan untuk ekspor, sektor sawit menjadi penyumbang terbesar. Di sini, BNI mendapatkan komisi dari transaksi invoice.
Kenaikan fee based income internasional terbesar berada pada jaringan kantor di Cayman dan New York. Baiquni menyebut, total aset dua cabang di Amerika Serikat (AS) tersebut menggelembung hingga 127% dalam 2 tahun terakhir. Yakni dari US$ 500 juta di 2010 menjadi US$ 1,2 miliar di 2012.
Labanya juga tercatat meningkat dari US$ 5 juta menjadi US$ 11,5 juta. "Bisnis kami berkisar antara sindikasi, surat berharga, dan trade finance," sebut Baiquni.
Tahun ini, BRI menargetkan kenaikan fee based income international trade finance-nya tumbuh 20I-25%. "Dikontribusikan oleh electronic channel," sebut Baiquni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News