Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya dari sisi pendanaan bisnis Usaha Kecil Menengah (UKM), perusahaan urun dana atau equity crowdfunding luncurkan platform Bizhare 2.0. Langkah ini dilakukan untuk mempermudah investor dalam mengakses dan bertransaksi.
Pada Bizhare 2.0 perusahaan mengenalkan tampilan website baru yang mudah digunakan dan disertai berbagai fitur baru untuk para penggunanya. Di antaranya, Dashboard Investor untuk mengakses laporan keuangan, grafik perkembangan bisnis yang diinvestasikan, serta fitur tanya admin yang merupakan layanan investor yang bakal membuat proses investasi semakin mudah.
Baca Juga: OJK Beri Izin Dua Equity Crowdfunding
Selain itu, investor juga bisa melihat perbedaan dari sisi teknologi, sistem keamananan hingga analisis laporan keuangan. Giovanni Umboh CTO Bizhare menjelaskan, dari sisi teknologi terdapat perubahan dari sisi tampilan website pada Bizhare 2.0.
"Fokus pembenahan platform membuat investor lebih mudah dalam melakukan transaksi dan monitoring lewat tampilan mobile dan web desktop yang bisa diakses lewat iOS dan Android," jelas Giovanni Selasa (17/12).
CFO Bixhare Gatot Adhi Wibowo mengungkapkan, pada tampilan Bizhare 2.0 menampilkan flow analisis bisnis dan scoring. Di dalamnya, terdiri dari analisa 5C, data-data keuangan, analisa lokasi pasar, analisa SWOT, hingga analisa risiko. Ada juga reporting sistem keuangan yang terdiri dari berbagai fitur dan tampilan baru.
Baca Juga: Awal Desember, baru dua penyelenggara equity crowdfunding dapat izin OJK
"Kebanyakan investor kami adalah yang baru belajar bisnis, maka dari itu kami jelaskan juga risiko usaha dan mitigasinya," ungkap Gatot.
Sedangkan dari sisi keamanan, CIO Bizhare Wahyu Sanjaya memastikan sejak 2019 seluruh server dikelola di Indonesia. Bahkan, Bizhare juga sudah mendapatkan sertifikat manajemen sistem keamanan atau ISO 27001 dari SAI Global di Oktober 2019, hingga akhirnya mendapatkan izin sebagai penyelenggara equity crowdfunding dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Bahkan, Wahyu menjelaskan pertumbuhan investor mencatatkan pertumbuhan hingga lima kali lipat. Asal tahu saja, di 2017 jumlah user Bizhare baru 2.500, kemudian lanjut tumbuh menjadi 12.500 investor di 2018 dan kemudian tumbuh menjadi 33.000 user per 2019.
Baca Juga: Lippo lepas 70% kepemilikan sahamnya, OVO jelaskan duduk perkaranya
"Pertumbuhan ini tentunya diikuti pertumbuhan nilai investasi yang naik 4,3 kali. Dengan begitu, total dana investasi saat ini sudah mencapai Rp 46 miliar, dengan nilai dividen yang sudah dibagikan mencapai Rp 811 juta," ungkap Wahyu.
Adapun untuk tahun depan, Bizhare berencana untuk merilis beberapa gebrakan baru seperti menciptakan pasar kedua atau secondary market, localized investment, bisnis sektor baru hingga digitalisasi Small and medium enterprises (SMEs).
Sebagai informasi, layanan urun dana yang sudah berdiri sejak 2017 ini sudah berhasil mendanai 23 bisnis dengan total dana kelolaan mencapai Rp 46 miliar. Dari jumlah tersebut, sebanyak 26 miliar sudah berhasil terpenuhi atau disalurkan.
Baca Juga: Bizhare kantongi izin operasional fintech equity crowdfunding dari OJK
Sukses mendapatkan perizinan dari OJK, Bizhare berharap pertumbuhan pendanaan bisnis bisa lebih pesat di tahun depan. Dengan begitu misi untuk mendorong pendanaan masyarakat dengan pengembangan UKM Tanah Air semakin besar.
"Kami mengajak masyarakat untuk bisa menjadi bagian dari penggerak ekonomi Indonesia dengan membuka bisnis bersama-sama melalui Bizhare," ujar CEO Bizhare Heinrich Vincent.
Ke depan, Bizhare juga berencana untuk merambah ke berbagai sektor baru selain franchise, salah satunya ke industri properti, serta meluncurkan berbagai fitur di 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News