Reporter: Issa Almawadi | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Bank Pembangunan Daerah (BPD) punya cara untuk saling mendukung dalam kesulitan pendanaan untuk penyaluran pembiayaan. Melalui semangat strategic holding, BPD dengan kelebihan likuiditas menempatkan dananya di BPD yang punya kekurangan likuiditas.
Sisa tahun ini, paling tidak ada dana kelebihan likuiditas Rp 3 triliun dari BPD dengan kelebihan dana. Dari jumlah itu, BPD Jawa Timur (Jatim) punya porsi Rp 1 triliun.
"Ini bagian dari mengoptimalkan kerjasama antar BPD. Yang punya dana surplus, membantu yang defisit," terang Su'udi, Business Medium and Corporate Director Bank Jatim, Kamis (12/11).
Namun Su'udi enggan menyebut siapa saja BPD yang akan mendapat penempatan dana dari kelebihan likuiditas itu. yang jelas, kata Su'udi, penempatan dana Bank Jatim akan melihat dari kekuatan modal BPD tersebut.
Jumlah porsi Bank Jatim yang besar, kata Su'udi, karena selama ini pihaknya selalu punya kelebihan dana akibat pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) lebih tinggi ketimbang kredit. Per September, DPK Bank Jatim naik 22,55% dari Rp 35,7 triliun menjadi Rp 43,7 triliun dengan kredit naik 12,07% dari Rp 26,1 triliun menjadi Rp 29,2 triliun.
Dengan catatan itu, Bank Jatim punya loan to deposit ratio (LDR) pada level 66,82%. "Akhir tahun ini, kami optimalkan LDR hingga level 80%," imbuh Su'udi.
Selain penempatan dana ke BPD dengan kesulitan likuiditas, Bank Jatim juga punya dana Rp 1,2 triliun yang akan disalurkan ke proyek-proyek jalan tol. Namun Su'udi bilang, dana tersebut tidak akan langsung cair secara menyeluruh di tahun ini. Apalagi, keterlibatan Bank Jatim dalam pembiayaan proyek jalan tol hanya dalam skema sindikasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News