Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Kelompok bank BUMN tak hanya mengandalkan sumber dana di pasar ritel, namun juga di pasar uang. Misalnya, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) akan menerbitkan Negotiable Certificates of Deposit (NCD) dan Efek Beragun Aset-Surat Partisipasi (EBA-SP). PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) juga menerbitkan obligasi.
Iman Nugroho Soeko, Direktur Keuangan dan Treasuri BTN mengatakan, pihaknya akan menerbitkan sejumlah NCD dan EBA-SP di kuartal I-2017 ini untuk sumber pendanaan selain dari dana pihak ketiga (DPK). “Kami akan menerbitkan NCD sekitar Rp 1,5 triliun dalam waktu dekat ini,” kata Iman, Kamis (9/2).
Selain NCD, bank berpelat merah ini akan melakukan sekuritisasi aset KPR-nya menggunakan efek beragun aset berbentuk surat partisipasi (EBA-SP). Iman menambahkan, pihaknya akan melakukan sekuritisasi aset KPR hingga Rp 1 triliun di kuartal I-2017 ini dengan asumsi likuiditas terbatas.
Sedangkan, rencana penerbitan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) baru sekitar Rp 10 triliun di tahun ini akan menjadi Rp 3 triliun sampai Rp 5 triliun dengan menyesuaikan kebutuhan dana di tahun ini. Adapun, BTN akan menerbitkan PUB secara bertahap dengan waktu penerbitan dimulai pada kuartal II-2017.
Di samping itu, untuk bisnis inti di tahun 2017 BTN membidik pertumbuhan DPK sebesar 22%-24% dan kredit tumbuh 20%-22% di tahun ini. Segmen kredit yang masih menjadi sasaran utama adalah kredit pemilikan rumah (KPR) komersial maupun subsidi.
Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI menuturkan, pihaknya akan menerbitkan surat utang maksimal Rp 11,5 triliun di semester I-2017. Surat utang ini terdiri dari obligasi dan medium term notes (MTN). Rinciannya, untuk obligasi sekitar Rp 7 triliun-Rp 8 triliun, dan penerbitan MTN senilai Rp 3,5 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News