Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Hendra Gunawan
DENPASAR. Bank Mandiri semakin serius dalam penyaluran kredit di sektor perkebunan karet. Sebab ekspor komoditas karet cukup besar dan bisa menjadi sumber likuiditas bagi perbankan.
Sunarso, Direktur Commercial and Business Banking Bank Mandiri menegaskan bahwa industri perkebunan karet maupun industri pengolahan karet memberikan kontribusi devisa yang cukup besar bagi Indonesia.
"Setiap tahun bisa memberikan devisa US$ 6 miliar - US$ 10 miliar bagi Indonesia," kata Sunarso, Kamis (21/8). Devisa yang cukup besar ini, lanjut Sunarso, bisa menjadi sumber likuiditas perbankan.
Inilah yang membuat Bank Mandiri semakin semangat menyalurkan kredit untuk perkebunan karet. Terlebih lagi rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) sektor ini masih sangat rendah yaitu di bawah 1% per Juni 2014.
Hanya saja, kata Sunarso, para petani umumnya masih menjual hasil getah karet kepada pelaku industri melalui transaksi tunai.
"Ke depan, Bank Mandiri secara perlahan akan berupaya mengedukasi para petani karet untuk melakukan pembayaran dalam layanan cash management di Bank Mandiri," pungkas Sunarso.
Hingga akhir semester I 2014, total outstanding pembiayaan Bank Mandiri untuk kredit sektor perkebunan karet dan industri pengolahan karet mencapai Rp 7,3 triliun naik sekitar 5 % secara year on year (yoy).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News