Reporter: Nina Dwiantika |
JAKARTA. Bank CIMB Niaga akan menekan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) agar lebih efisien. Maklum, penekanan biaya operasional agar perbankan memperoleh pendapatan laba lebih besar.
Apalagi, jika jia rasio BOPO rendah atau masuk kisaran benchmark BOPO sesuai kategori kelompok bank, Bank Indonesia (BI) akan memberikan bonus pembukaan cabang di wilayah Indonesia.
Presiden Direktur Utama Bank CIMB Niaga, Arwin Rasyid, membocorkan, untuk mengejar hal itu, bank dengan kode saham BNGA itu akan mengembangkan layanan perbankan tanpa kantor (branchless banking) pada tahun 2013.
Caranya, menerapkan rekening ponsel dan digital lounge. CIMB Niaga menilai, pengembangan branchless banking ini mampu menekan biaya operasional karena dana yang dikeluarkan tidak besar, seperti pembukaan cabang.
Nyaman dengan mobile banking
Budiman Poedjirahardjo, EVP Branch and Branchless Banking Head Consumer Banking CIMB Niaga, menuturkan, biaya pembukaan digital lounge misalnya lebih murah 50% atau sekitar Rp 1 miliar dibandingkan pembukaan cabang mengeluarkan dana Rp 2 miliar sampai Rp 3 miliar.
Nah, agar lebih efektif, bank milik investor Malaysia ini akan membidik transaksi dana dua kali lebih besar di digital lounge dibandingkan kantor cabang. "Infrastruktur lebih murah dan performance keuangan akan ditingkatkan dari kantor cabang, itu lebih untung," jelasnya.
Ia yakin, pembukaan layanan perbankan dengan dua cara tersebut dapat menurunkan BOPO. Berdasarkan kajian internal CIMB Niaga, dari 10 nasabah yang bertransaksi, 9 nasabah memilih mobile dan internet banking, sisanya bertransaksi di kantor cabang karena nilai yang akan transaksikan tinggi.
"Kalau cabang sudah jarang dipakai dan biaya mahal akan membuat biaya operasional naik. Maka kami terus melakukan re-model agar biaya lebih murah," jelasnya.
Ke depan, bank yang berpusat di negeri jiran tersebut akan menjadikan rekening ponsel dan digital lounge sebagai branchless banking. CIMB Niaga optimis, branchless banking ini mampu mendongkrak pertumbuhan dana murah dan pendapatan komisi atau fee based income.
Adapun, CIMB Niaga membidik pertumbuhan dana murah seperti tabungan dan giro masing-masing sebesar 25%. Kuartal I/2013, dana tabungan sudah mencapai Rp 36 triliun ditargetkan akan meraup tabungan Rp 44 triliun sampai akhir tahun.
"Tabungan tumbuh 8% selama tiga bulan pertama. Kami harapkan bisa tumbuh kencang pada semester berikutnya," tambah Budiman.
Catatan saja, pada kinerja akhir tahun 2012, CIMB niaga mencatat pertumbuhan dana murah hanya sebesar 16% atau menjadi Rp 65,65 triliun. Sedangkan, pertumbuhan fee income ditargetkan mencapai 25% dengan kontribusi terbesar dari fee transaksi dan forex exchange.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News