Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatat pertumbuhan signifikan pada penggunaan kartu Flazz maupun layanan uang elektronik lainnya.
Hingga September 2025, BCA mencatat sudah ada lebih dari 29 juta kartu Flazz yang beredar di masyarakat. Kartu ini kini semakin banyak digunakan untuk kebutuhan harian, mulai dari pembayaran tol, transportasi publik, parkir, hingga belanja di berbagai merchant.
Peningkatan adopsi juga didorong oleh hadirnya Flazz Gen 2, yang dilengkapi logo dengan ikon mirip sinyal WiFi. Fitur ini memungkinkan pengguna melakukan isi ulang (top up) secara lebih mudah melalui aplikasi myBCA maupun BCA mobile kapan pun dan di mana pun.
BCA juga memperluas kemudahan top up melalui kerja sama dengan berbagai mitra strategis.
Baca Juga: Rumor ANZ Jual Bank Panin (PNBN) Bikin Saham Terbang, Cek Rekomendasi Sahamnya
Meski demikian, EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn menegaskan bahwa dana mengendap atau floating money pada instrumen uang elektronik bukan merupakan sumber pendapatan utama bagi perusahaan.
Hera menjelaskan, bahwa dana mengendap pada kartu uang elektronik pada prinsipnya merupakan dana yang sepenuhnya diperuntukkan untuk kebutuhan transaksi pemilik kartu. Oleh karena itu, kontribusinya terhadap aset lancar maupun pendapatan bank relatif kecil.
“Dana tersebut memang disediakan untuk kepentingan transaksi nasabah, sehingga kontribusinya terhadap aset lancar perusahaan relatif tidak signifikan,” ujar Hera kepada kontan.co.id, Rabu (26/11/2025).
Di sisi lain, BCA tidak membuka detail pemanfaatan dana mengendap untuk transaksi intraday. Namun secara umum, industri perbankan memanfaatkan likuiditas jangka sangat pendek tersebut dalam pengelolaan kas harian.
Meski demikian, BCA menegaskan kembali bahwa skala kontribusi dana mengendap dari Flazz maupun e-wallet terhadap pendapatan bank sangat kecil dibandingkan keseluruhan bisnis inti.
“BCA secara konsisten memperkuat ekosistem keuangan dan memutakhirkan infrastruktur teknologi informasi guna menyediakan produk dan layanan digital yang aman dan reliabel,” kata Hera.
Dengan meningkatnya penetrasi transaksi digital dan pembayaran non-tunai di masyarakat, BCA melihat peluang pertumbuhan bisnis transaksi ke depan tetap terbuka.
Namun fokus utama BCA tetap pada peningkatan kenyamanan, keamanan, dan efisiensi layanan digital bagi nasabah, bukan menjadikan dana mengendap sebagai sumber pendapatan utama.
“Perusahaan senantiasa menghadirkan layanan terbaik untuk memenuhi kebutuhan nasabah,” tutup Hera.
Selanjutnya: Flu Burung Berpotensi Picu Pandemi Lebih Parah dari COVID-19
Menarik Dibaca: 5 Vitamin Penghilang Flek Hitam di Wajah, Salah Satunya Vitamin B3
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













