kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dari NPL hingga PSAK 71, ini tantangan bisnis bank di tahun depan versi ekonom


Senin, 09 Desember 2019 / 21:15 WIB
Dari NPL hingga PSAK 71, ini tantangan bisnis bank di tahun depan versi ekonom
ILUSTRASI. Karyawan melayani nasabah di Kantor Cabang Pembantu (KCP) Maybank Kalibesar, Jakarta usai peresmian kembali, Kamis (6/9). Ekonom Bank Permata memandang di tahun 2020, industri perbankan di Tanah Air masih akan menghadapi sederet tantangan. KONTAN/Carolus


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

Tak hanya itu, memasuki tahun 2020 perlu mengatasi tren peningkatan beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang juga dipengaruhi oleh peningkatan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) sejalan dengan risiko kredit yang cenderung meningkat pada tahun ini.

Selain itu, penerapan PSAK 71 yang menggunakan konsep expected loss yang artinya perbankan perlu mencadangkan CKPN sejak kredit diberikan kepada debitur.

Baca Juga: Bank akan gencar berburu komisi pada tahun depan

Dus, menurut kacamata Josua perbankan perlu mendorong ekspansi kredit terutama pada sektor-sektor ekonomi dengan tingkat risiko yang rendah. Di sisi lain, perbankan dapat mendorong restrukturisasi portofolio kredit dari debitur yang berpotensi memperbaiki kinerja keuangannya.

"Dengan langkah langkah tersebut diharapkan BOPO perbankan dapat ditekan ketika PSAK 71 diterapkan pada tahun 2020," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×